Gencatan Senjata di Gaza Resmi Berlaku Setelah Molor Tiga Jam dari Tenggat

Israel sebelumnya berkukuh tidak akan menerapkan gencatan senjata di Gaza sebelum Hamas merilis nama-nama tahanan yang akan dibebaskan.

Gencatan Senjata di Gaza Resmi Berlaku Setelah Molor Tiga Jam dari Tenggat

Setelah molor selama tiga jam, gencatan senjata antara Israel dan Hamas resmi diberlakukan pada Minggu (19/1) pukul 11.15 waktu setempat.

Seperti dilansir dari Al Jazeera, gencatan senjata yang sedianya mulai berlaku pada Minggu pagi pukul 08.30 waktu setempat itu tak kunjung terlaksana. Hal ini karena Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan untuk menunda gencatan senjata sebelum Hamas merilis nama-nama tahanan yang akan dibebaskan. Militer Israel juga terus melancarkan serangan di Gaza yang menewaskan setidaknya 10 orang sejak rencana gencatan senjata disepakati.

Hamas mengatakan tidak kunjung memberikan nama tahanan kepada Israel karena terkendala masalah teknis akibat kompleksitas yang terjadi di lapangan dan pengeboman yang terus terjadi di Gaza.

Hamas akhirnya merilis tiga nama tahanan yang menjadi paket kesepakatan gencatan senjata, setidaknya 2 jam setelah tenggat waktu terlewati. Dalam hal ini, Hamas menginformasikan kepada Qatar sebagai mediator yang menjadi penyambung informasi kepada pihak Israel.

“Sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan, hari ini kami membebaskan Romi Gonen (24), Emily Damari (28), dan Doron Shtanbar Khair (31),” kata Abu Obeida, Juru Bicara Sayap Militer Hamas, Brigade Qassam, seperti dilansir dari Al Jazeera (19/1).

Kabar ini segera disambut antusias oleh warga Gaza yang sudah menjadi target Israel dalam 15 bulan terakhir. Otoritas Pemerintah Gaza mengatakan sudah menyiagakan ribuan polisi untuk menjaga keamanan setelah gencatan senjata resmi diberlakukan.

“Kami menghimbau agar masyarakat memastikan mendapatkan informasi resmi dari pemerintah dan menjauh dari area yang berbahaya, “ kata Juru Bicara Otoritas Gaza, dilansir dari Al Jazeera.

Kesepakatan gencatan senjata ini terjadi melalui mekanisme pertukaran tahanan. Hamas akan melepaskan setidaknya 33 tahanan, sedangkan Israel akan membebaskan 99 tahanan dalam 6 minggu kedepan.

Kendati demikian, Peneliti Timur Tengah di Chatam House Yossi Mekelberg mengatakan harus proses gencatan senjata ini tidak akan mudah diterapkan. “PM Benjamin Netanyahu dan politisi sayap kanan Israel tidak tertarik untuk menghentikan perang. Mereka ingin mengokupansi Gaza,” katanya dilansir dari Al Jazeera.