Membaca Surat Al Kaafiruun adalah Sebagai Sebab Pembebas dari Perbuatan Syirik

Berulangkali membaca terjemahan bagian akhir ayat terakhir, ayat 110 surat Al Kahfi, yang artinya : "janganlah dia menyekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya." Ada dua kalimat yang menarik...

Membaca Surat Al Kaafiruun adalah Sebagai Sebab Pembebas dari Perbuatan Syirik
Image Yona Mardiona Agama | 2025-02-09 06:41:00

Berulangkali membaca terjemahan bagian akhir ayat terakhir, ayat 110 surat Al Kahfi, yang artinya : "janganlah dia menyekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya."

Ada dua kalimat yang menarik untuk disimak, partama kalimat "menyekutukan dengan sesuatu." artinya sesuatu itu yang dipertuhankan selain Allah.

Sesuatu berbentuk benda, sifat, atau makhluk.Kalimat kedua "dalam beribadah kepada Tuhannya" kalimat ini menyatakan sedang ibadah dia punya tuhan lain.

Menjadikan tuhannya tidak esa tapi ada yang lain."Tuhan" yang lain itu bisa diungkapkan dengan kata, tulisan, gambar maupun perbuatan.

Menafsirkan ayat itu menggambarkan bahwa seseorang yang sudah beriman, sudah beribadah tapi hatinya masih bisa melenceng. Masih berselingkuh kepada "tuhan" lain menjadikan dan mengakibatkan Allah bukan satu-satunya tuhan. inilah yang disebut syirik.

Ayat tadi sangat tegas sebagai larangan. Dan kalimat itu juga menjadikan kita sadar bahwa seseorang yang mengaku sudah beriman, rajin ibadah masih bisa dimasuki kesyirikan. Bahkan dalam ibadahnya.

Itulah mengapa ada riwayat bahwa seseorang yang rajin ibadah belum tentu masuk surga.

Kesyirikan itu adanya dihati. Ucapan dan perbuatan adalah implementasi hati. Maka berhati-hatilah.

Ketika seseorang merasa dirinya benar dengan pikirannya, pandangannya, pendapatnya berdasarkan pengetahuan yang dia dapatkan atau karena ikut-ikutan sebagai pengaruh lingkungan tanpa mengacu kepada sumber utamanya yaitu Al Qur'an dan Hadist, bisa menjadi awal melencengnya jalan seseorang.

Seperti seorang pilot yang tidak mengikuti flight plan, akibatnya akan nyasar, tidak sampai ketujuan, celaka!

Begitulah bahaya syirik bisa bikin kecelakaan yang tak bisa ditolong.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman : "Sungguh, jika engkau menyekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang yang rugi." (QS. Az-Zumar 39: Ayat 65)

Tegas dan jelas. Hukuman bagi orang yang syirik adalah akan menghapus semua amalannya.

Padahal Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang adalah Maha Pengampun. Allah akan menghapus dosa hambaNya, walau dosannya itu sebanyak buih dilautan. Tapi tidak ada maaf, atau pengampunan bagi orang yang berbuat syirik.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar." (QS. An-Nisa' 48)

Maka berhati-hatilah dari kesyirikan atau kekufuran. Jauhilah dan jangan sekali-kali mendekatinya. Karena kita semua diintip oleh iblis. Mereka, iblis bukan saja bisa masuk kepintu yang terbuka, mereka bahkan bisa masuk melalui sela-sela pintu yang tertutup. Maka waspadalah.

Sumber kesyirikan datang dari hal-hal yang kita sadari atau yang tidak kita sadari atau yang lebih celaka lagi kalau kita tidak tahu bahwa "sesuatu" yang kita sukai adalah kesyirikan.

Lirik lagu "kau adalah segalanya" yang ditujukan kepada kekasihnya, adalah kesyirikan.

Hati-hati banyak syair lagu yang mengandung kesyirikan.

Memuji atau memuja orang secara berlebihan bisa mendekati kesyirikan.

Ingatlah bahwa "segala puji hanya milik Allah."

Juga harus hati-hati mendatangi tempat-tempat wisata yang menjadi tempat ritual kepercayaan lain bisa mengandung syirik.

Berziarah ke kuburan lalu "berkomunikasi" dengan yang dikubur. Meminta sesuatu kepada kuburan adalah syirik.

Mendatangi dukun, adalah syirik.

Dari Abu Hurairah dan al-Hasan, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: "Barang siapa mendatangi seorang dukun atau peramal, kemudian membenarkan apa yang ia katakan, maka ia telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad ﷺ." (HR. Ahmad 9171)

Mengkeramatkan benda lalu ada "ritual" memandikan lalu membaca jampi-jampi dan meyakini ada khasiatnya adalah syirik.

Menolak hujan dengan ritual yang tidak islami adalah syirik. Cara islam adalah berdoa meminta langsung kepada Allah.

Mengucapkan doa dan tatacara ibadah agama lain adalah syirik.

Kadang dalam kehidupan kita sehari-hari kita terperangkap dalan suatu "kebiasaan" yang sudah dilakukan bahkan oleh orang-orang islam sebelumnya dan sekarang.

Contoh kalau ada yang ulang tahun, lalu melakukan ritual tiup lilin diikuti dengan permintaan "make a wish" sebelum meniup lilin. Kenapa bisa begitu? Mengapa untuk mengakhiri doa harus tiup lilin?

Dalam islam, untuk berdoa yang terbaik adalah memiliki wudu, menghadap kiblat, menengadahkan tangan dan mulai dengan pujian kepada Allah, membaca salawat lalu berdoa dan akhiri dengan Alhamdulillah.

Tidak ada dalil sesudah berdoa tiup lilin.

Lilin disini menjadi "sesuatu" selain Allah.

Banyak contoh lainnya, yang karena kurangnya pemahaman, ikut-ikutan dan mengikuti gaya hidup yang belum tentu sesuai dengan kaidah dan akidah islam.

Hal lain bisa munculnya kemusyrikan adalah karena sebab demi toleransi.

Difinisi toleransi menjadi kebablasan yang diartikan bahwa bertoleransi itu menghargai agama lain dengan mengucapkan ucapan ibadah agama lain bahkan mengikuti ritual agama lain.

Padahal sebenarnya toleransi itu sederhana. Yaitu membiarkan atau mempersilahkan setiap agama melakukan ritual sendiri-sendiri. "Lakum dinukum waliadin"

Yang melaksanakan ritual tidak mengganggu, yang tidak melaksankan tidak terganggu dan sebaliknya.

Sumber kesyirikan yang utama adalah dari sifat buruk manusia itu sendiri, karena tertutup hatinya tak mau melihat kebenaran, karena tinggi hati atau sombong, karena sempit hati atau dengki, karena kecil hati atau pesimis, karena sakit hati atau dendam, karena bodoh tapi juga karena terlalu pintar.

Orang pendusta, pencuri, perbuatan curang, pengadu dompa, orang yang bersumpah palsu adalah orang-orang yang tidak mengindahkan keberadaan tuhan.

Kemusyrikan dalam ibadah juga banyak.

Misalnya bersedekah karena ingin mendapat follower di medsos atau agar dipilih dalam pemilu. Berarti sedekahnya bukan demi Allah.

Begitu juga berhaji supaya dapat gelar haji.

Bahkan menunda salat tanpa ada hal penting yang menyebabkannya, sudah bisa mendekati kesyirikan, karena tidak memprioritaskan Allah.

Bagaimana bila meninggalkan salat? Tentu itu lebih besar lagi dosanya, bahkan bisa masuk kategori kafir.

Rasulullah ﷺ bersabda, "Sungguh, yang memisahkan antara seorang laki-laki dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan salat.'" (HR. Muslim116, Abu Daud 4056)

Pada hakikatnya semua manusia pernah berbuat syirik atau mendekati kesyirikan.

Namun ada yang tidak tahu dan tidak mengerti karena sempitnya iman dan ilmu.

Ada yang tahu tapi tidak perduli.

Ada yang tahu, kemudian bertobat.

Dan yang terpenting seorang muslim harus membersihkan diri dari kesyirikan setiap saat.

Inilah sikap berhati-hati bahwa seseorang sudah baik ibadahnya namun masih ada celah yang bisa mengakibatkan kesalahan fatal.

Tutuplah celah-celah itu dengan beribadah secara istiqamah kepada Allah dan hadirkan Allah setiap saat dengan berzikir pada setiap kesempatan.

Sebutlah nama Allah setiap memulai sesuatu. Seperti ketika masuk rumah, mulai makan atau minum, bepergian, berkendaraan, memulai berwudu dan lain-lain.

Ada satu lagi cara agar terbebas dari kesyirikan adalah membaca surat Al Kaafiruun sebelum tidur, sebagimana sabda Rasulullah ﷺ "Bacalah 'Qul yaa ayyuhal kaafiruun (Katakanlah, Wahai orang-orang kafir), dan tidurlah setelah membacanya hingga selesai, karena dengan membacanya adalah sebagai sebab pembebas dari perbuatan syirik." (HR. Abu Daud 4396)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.