Mengubah sabut kelapa jadi karya bernilai tinggi

Sabut kelapa merupakan bagian  bagian selimut  yang melindungi buah kelapa, berupa serat-serat ...

Mengubah sabut kelapa jadi karya bernilai tinggi
Mereka bukan hanya  dapat mengurangi sampah organik, tetapi juga memberikan nilai tambah pada hasil pertanian kelapa

Penajam Paser Utara (ANTARA) - Sabut kelapa merupakan bagian bagian selimut yang melindungi buah kelapa, berupa serat-serat kasar.

Sabut kelapa sering diperlakukan sebagai limbah yang hanya ditumpuk di bawah tegakan pohon kelapa lalu dibiarkan busuk dan mengering. Sabut kelapa paling sering dimanfaatkan untuk kayu bakar, diolah menjadi tali dan dianyam menjadi keset.

Tetapi, seorang wanita yang tinggal di wilayah Kelurahan Saloloang, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, sejak 2016 berkreasi dengan sabut kelapa dan menjadikan “limbah” itu sebagai bahan baku kerajinan tangan bernilai ekonomi.

Melihat sabut kelapa yang berlimpah di sekitar tempat tinggalnya dan hanya diperlukan sebagai limbah, ditumpuk dan dibakar, membuat pikiran perempuan bernama Rusni Febrianti berkelana penasaran. Soalnya, selama ini limbah itu hanya diolah menjadi cocopeat dan cocofiber untuk media tanam dan dijual dengan harga yang tak seberapa.

Lalu dia mulai mencari tahu lewat internet berbagai ide untuk manfaatkan potensi sabut kelapa, apa yang bisa dikreasikan dengan limbah pertanian yang berlimpah itu. Akhirnya, dengan berbekal video dari YouTube, Rusni mulai berkreasi dan produk pertamanya adalah pot bunga.

Kemudian dia mendirikan Koperasi Kriya Inovasi Mandara (KIM) pada 2020, dan mengajak sejumlah perempuan yang senasib dengan dirinya sebagai orang tua tunggal, di Kelurahan Saloloang, untuk bergabung,

Sambil terus belajar secara mandiri dengan panduan YouTube, Rusni juga memberikan pelatihan kepada anggota koperasi itu dan mulai mengkreasikan sabut kelapa menjadi produk ekonomi dengan tujuan dapat meningkatkan kesejahteraan.

Koperasi KIM menjadi wadah mendapatkan pembeli atas kreasi sabut kelapa yang diproduksi. Ketika itu, produksinya masih terbatas hanya pot bunga.

Tapi Koperasi KIM berkeinginan meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil olahan sabut kelapa menjadi produk unggulan yang berdaya saing tinggi guna memenuhi pasar lokal, regional, maupun ekspor.

Jadi binaan

Sebagai pengusaha lokal, Rusni Febrianti berkomitmen memberdayakan masyarakat dengan menciptakan lapangan kerja bagi anggota dan masyarakat agar tercipta kesejahteraan bersama.

Perjuangan Koperasi KIM untuk terus berkreasi dalam mewujudkan limbah sabut kelapa menjadi produk ekonomi menarik perhatian Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT). Anak perusahaan PT Pertamina tersebut menjadikan Koperasi KIM sebagai mitra binaan pada 2021.

Semangat ibu-ibu di Koperasi KIM menciptakan kriya dari sabut kelapa selaras dengan program pemanfaatan ulang sabut kelapa yang dimiliki PHKT. Hal itu membuat kerja sama dan pembinaan bisa terus berjalan dengan lancar.

PHKT tidak hanya memberikan bantuan mesin untuk mengolah sabut kelapa menjadi cocopeat maupun cocofiber. Akan tetapi juga memfasilitasi anggota Koperasi KIM studi banding atau belajar di luar daerah, hingga mendatangkan instruktur profesional untuk memberikan pelatihan kepada ibu-ibu rumah tangga yang bernaung di koperasi itu.

Karakteristik sabut kelapa berbeda-beda, sehingga beberapa bantuan berupa mesin pengolah sabut kelapa diberikan PHKT. Tanpa mesin tersebut sabut kelapa sulit dipilah

Agar lebih banyak kriya yang dihasilkan dari sabut kelapa, PHKT juga melengkapi Koperasi KIM dengan mesin pencacah, mesin press, mesin cocobristle, dan mesin pemintal tali.

Kini Koperasi KIM sudah bisa membuat lebih dari 50 jenis kriya berbahan dasar sabut kelapa, seperti tas, karpet, keset, tempat lampu, topi, pot bunga, sapu, kemoceng, tempat tisu, tempat hantaran untuk souvenir hingga produk terbaru sandal dan sepatu.

Untuk mengenalkan dan membuka peluang pasar, produk kreasi Koperasi KIM diikutkan di sejumlah pameran regional dan nasional.

Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara pun memberikan dukungan sejumlah bantuan untuk meningkatkan usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Produksi kerajinan berbahan dasar sabut kelapa yang dikembangkan Koperasi KIM di Kelurahan Saloloang itu diharapkan bisa menjadi produk khas Kabupaten Penajam Paser Utara.

Pemerintah Kabupaten Penajam Utara komitmen terus memberdayakan serta meningkatkan produk UMKM dan koperasi sebagai upaya percepatan peningkatan penggunaan produk dalam negeri.

Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) juga menjadikan Koperasi KIM sebagai mitra binaan dan salah satu UMKM unggulan Kota Nusantara.

UMKM perlu dukungan

Kendati telah menciptakan puluhan produk, Rusni Febrianti bersama Koperasi KIM belum dapat menjual secara luas. Mereka berproduksi berdasarkan pesanan saja, dan masih kekurangan sumber daya manusia untuk membuat produk secara konsisten.

Pengerjaan kriya berbahan sabut kelapa juga butuh waktu dengan ketelitian ekstra agar produk yang dihasilkan berkualitas, dengan keterbatasan SDM itu kerajinan tangan Koperasi KIM juga belum masuk lokapasar atau situs yang menerapkan konsep pasar tradisional dan dikemas secara daring.

Kerajinan olahan sabut kelapa dari Koperasi KIM dijual dengan harga mulai dari Rp30 ribu hingga Rp1 juta, bergantung pada tingkat kesulitan dan lama waktu pengerjaan.

Setelah mengikuti sejumlah pameran, Rusni Febrianti ingin membuka pasar daring untuk penjualan kerajinan Koperasi KIM. Dia melihat peluang pasar internasional, banyak pengunjung mancanegara ingin membeli kriya dari sabut kelapa Koperasi KIM yang dipamerkan.

Sambil terus berkarya, Rusni juga mengingatkan kepada anggota koperasi akan pentingnya arti berkelanjutan dan penggunaan sumber daya alam secara bijaksana. Dia menyematkan keterangan bahwa produk koperasinya sebagai barang yang ramah lingkungan. Apalagi yang mereka kelola adalah sabut kelapa yang sering dianggap sebagai limbah.

Mereka bukan hanya dapat mengurangi sampah organik, tetapi juga memberikan nilai tambah pada hasil pertanian kelapa serta menciptakan produk-produk yang ramah lingkungan.

Sehingga dari sejumlah kegiatan dan pameran nasional dan internasional, Rusni Febrianti dengan Koperasi KIM selain mendapat, penghargaan varian produk terbanyak dari sabut kelapa, juga diberikan penghargaan produk berbasis lingkungan.

Rusni Febrianti bersama Koperasi KIM merupakan bagian dari pelaku UMKM yang ingin terus berkembang dan memerlukan bantuan.

Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
Copyright © ANTARA 2025