Rusia Tegaskan Hak Rakyat Palestina di Tanah Gaza

Rusia memberikan tanggapan tegas terhadap usulan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengenai relokasi warga Gaza ke Mesir dan Yordania.

Rusia Tegaskan Hak Rakyat Palestina di Tanah Gaza

TRIBUNNEWS.COM - Rusia memberikan tanggapan tegas terhadap usulan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengenai relokasi warga Gaza ke Mesir dan Yordania.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menegaskan bahwa Gaza merupakan bagian integral dari wilayah yang akan menjadi negara di masa depan.

Dalam jumpa pers di Saransk, Rusia, Zakharova menyatakan, "Gaza adalah bagian dari negara yang diinginkan di masa depan bersama dengan Yerusalem Timur dan Tepi Barat. Hak rakyat untuk tinggal di tanah mereka adalah hak yang tak terbantahkan," kutipnya dari Anadolu Agency.

Zakharova menekankan bahwa Rusia mendukung penyelesaian konflik -Israel melalui resolusi politik yang komprehensif.

Ia menambahkan, solusi tersebut harus berlandaskan pada hukum internasional yang diakui, termasuk keputusan Majelis Umum PBB dan Prakarsa Perdamaian Arab.

"Solusi yang adil dan langgeng bagi kedua belah pihak ini harus menghasilkan negara yang merdeka dalam perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya," ungkap Zakharova.

Kontroversi Usulan Trump

Usulan Trump mengenai pemindahan warga dari Gaza ke negara lain menuai kritik keras dari banyak negara, termasuk PBB.

Dalam pernyataannya, Trump menyebut, "Anda berbicara tentang satu setengah juta orang dan kami hanya membersihkan semuanya." Pernyataan ini dianggap sebagai tindakan yang tidak menghormati hak-hak dasar rakyat dan melanggar prinsip-prinsip keadilan internasional.

Banyak pihak menilai bahwa rencana tersebut dapat memperburuk kondisi kemanusiaan di Gaza yang sudah menderita akibat konflik berkepanjangan dengan Israel.

Zakharova menegaskan dukungan Rusia terhadap solusi dua negara sebagai jalan menuju perdamaian yang abadi di Timur Tengah.

"Kami sangat yakin bahwa hanya penerapan solusi dua negara yang dapat memastikan perdamaian abadi di Timur Tengah," katanya.

Perkembangan Terkini di Gaza

Sementara itu, situasi di Gaza semakin memanas.

Brigade Al-Quds melaporkan bentrokan sengit di Tubas, di mana serangan Israel menargetkan kamp pengungsi Fara.

Dalam insiden tersebut, sejumlah korban jiwa dilaporkan jatuh akibat tembakan pejuang terhadap tentara Israel.

Di sisi lain, pasukan Israel juga menangkap dua warga di Tulkarem selama penggerebekan dini hari.

Selain itu, serangan Israel di kamp pengungsi Tulkarem mengakibatkan satu warga tewas akibat luka tembak.

Kondisi di penjara Israel juga menjadi sorotan, di mana tahanan yang dibebaskan menggambarkan situasi sebagai "bencana." Kelompok hak asasi manusia mendesak tindakan global untuk menghentikan penyiksaan di penjara Israel.

Dengan situasi yang semakin memanas, masyarakat internasional terus menyerukan keadilan dan menghormati hak-hak rakyat untuk tinggal di tanah mereka.

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).