Penjelasan Kebijakan Pajak Impor Tinggi Donald Trump, Negara Mana Saja yang Terdampak?

Impor dari Meksiko dan Kanada akan dikenakan pajak sebesar 25?n China sebesar 10% – namun konsumen AS kemungkinan besar akan membayar harganya

Penjelasan Kebijakan Pajak Impor Tinggi Donald Trump, Negara Mana Saja yang Terdampak?

TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS, , menandatangani pemberlakuan (tarif) kepada , , dan pada Sabtu (1/2/2025).

Pemberlakuan tarif tersebut merupakan balasan atas imigrasi ilegal dan peredaran obat-obatan terlarang yang menurut Trump masuk ke AS dari negara-negara tersebut, menurut laporan dari The Guardian.

Gedung Putih menyatakan bahwa tarif akan diterapkan mulai 1 Februari 2025.

Namun, sesuai perintah eksekutif presiden, tarif baru akan mulai berlaku "pada atau setelah pukul 12:01 dini hari waktu Timur pada tanggal 4 Februari 2025."

Dari Mar-a-Lago, Florida, menandatangani tiga perintah eksekutif yang mengenakan tarif sebesar 25 persen pada semua barang dari dan , serta tarif sebesar 10 persen pada ekspor minyak dan barang-barang dari .

Semua tarif ini diberlakukan berdasarkan wewenang Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional.

Jika negara-negara yang terdampak membalas, pejabat Gedung Putih mengindikasikan bahwa tarif akan dinaikkan lagi.

Berikut 3 hal yang perlu diketahui mengenai kebijakan Trump ini, seperti dikutip dari The Guardian.

1. Apa itu tarif dan mengapa Trump memberlakukannya pada negara-negara tersebut?

Tarif (dalam bahasa Inggris: tariff) adalah pajak yang dikenakan pada barang asing yang diimpor ke suatu negara.

Saat ini, AS merupakan importir barang terbesar di dunia.

Pada tahun 2022, nilai impor barang di AS mencapai $3,2 triliun.

Baca juga:

Selama masa kampanyenya, Trump mengancam akan memberlakukan tarif pada tiga mitra dagang terbesar AS: , , dan .

Trump secara khusus menyatakan ingin mengenakan tarif sebesar 25 persen pada dan serta tarif 10% pada hingga negara-negara tersebut menangani masalah imigrasi ilegal dan peredaran obat-obatan terlarang yang masuk ke AS.

Trump percaya bahwa tarif adalah alat tawar-menawar yang kuat, tetapi dengan biaya yang tinggi.