Cina Bersiap Balas Tarif Impor Tinggi Trump, akan Gugat AS ke WTO
Pemerintah Cina menggugat tarif impor 10% yang dikenakan oleh Presiden AS, Donald Trump, ke WTO, menuduh AS melanggar aturan perdagangan internasional dan menyerukan dialog jujur.
Pemerintah merespons langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengenakan tarif impor 10% terhadap barang dari Negeri Panda. Cina mengancam akan menggugat kebijakan tersebut ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Dikutip dari Reuters, Kementerian Perdagangan Cina menyatakan langkah Trump sangat melanggar aturan perdagangan internasional. Mereka mendesak AS berdialog dengan jujur dan memperkuat kerja sama.
Cina juga membantah tudingan Trump bahwa negara tersebut terlibat dalam aliran masuk fentanil ke AS lewat Meksiko. Fentanil adalah salah satu sumber utama bahan narkoba yang kerap digunakan oleh kartel Meksiko.
"Fentanil adalah masalah Amerika," kata Kementerian Luar Negeri Cina, Minggu (2/2) dikutip dari Reuters.
Sejak beberapa pekan lalu, Juru Bicara Kemenlu Cina, Mao Ning telah mengingatkan AS bahwa tak akan ada pemenang dalam perang dagang.
Pengenaan tarif impor ini hanya terjadi sebulan sejak Trump berbicara dengan Presiden Cina Xi Jinping. Dari pembicaraan tersebut, para pejabat Cina menangkap kesan Trump mencari hubungan lebih positif dengan negara mereka.
Cina bukan satu-satunya negara yang dihantam Trump dengan tarif impor tinggi. Presiden dari Partai Republik itu juga mengenakan Kanada hingga Meksiko dengan tarif yang lebih tinggi dari Cina yakni 25%.
Kanada dan Meksiko juga akan membalas manuver Trump. Kanada mengenakan tarif yang sama yakni 25% kepada impor AS senilai US$ 155 miliar atau setara Rp 2.521 triliun.
Sejumlah komoditas asal AS yang akan dikenakan tarif antara lain alkohol hingga alpukat. Trudeau mengatakan, warga Kanada merasakan pengkhianatan oleh Pemerintah AS karena pengenaan tarif impor
"Tindakan yang diambil hari ini oleh Gedung Putih justru memecah belah kita alih-alih mempersatukan kita," kata Trudeau pada Sabtu (2/2) dikutip dari Associated Press.