Dampak Perubahan Iklim  pada Infrastruktur, Jalan Aspal Jadi Mudah Mengelupas

Dampak Perubahan Iklim  pada Infrastruktur, Jalan Aspal Jadi Mudah Mengelupas. ????Perubahan iklim berdampak besar pada infrastruktur transportasi. Temukan strategi inovatif dan teknologi ramah lingkungan untuk meningkatkan daya tahan jalan terhadap cuaca ekstrem -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp

Dampak Perubahan Iklim  pada Infrastruktur, Jalan Aspal Jadi Mudah Mengelupas

Yogyakarta (beritajatim.com)– Perubahan iklim global semakin nyata dirasakan, memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk infrastruktur transportasi. Cuaca ekstrem yang ditandai dengan kenaikan suhu dan curah hujan tidak menentu menyebabkan jalan lebih rentan mengalami kerusakan. Oleh karena itu, strategi adaptasi sangat diperlukan untuk memastikan ketahanan infrastruktur transportasi di masa depan.

Strategi Adaptasi Infrastruktur Transportasi

Menurut Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada, Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D., diperlukan berbagai langkah strategis untuk meningkatkan daya tahan infrastruktur terhadap perubahan iklim. Salah satu pendekatan utama adalah inovasi dalam bahan dan konstruksi jalan yang lebih tahan terhadap kondisi ekstrem. Beberapa strategi yang dapat diterapkan meliputi:

Penggunaan material yang lebih tahan terhadap perubahan iklim

Penyemprotan air untuk pendinginan jalan saat suhu tinggi

Mengurangi frekuensi penggantian jalan dengan desain lebih tahan lama

Manajemen lalu lintas untuk mengatur kendaraan berat

Standarisasi desain perkerasan jalan yang lebih adaptif terhadap iklim

Namun, implementasi strategi ini tidak mudah karena membutuhkan pendanaan besar serta dukungan kebijakan yang kuat. Hambatan politis dan institusional sering kali menjadi kendala dalam penerapan teknologi baru di sektor infrastruktur.

Kolaborasi untuk Infrastruktur Berkelanjutan

Pustral UGM berkomitmen untuk mengatasi tantangan ini melalui kolaborasi lintas disiplin antara akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan. Studi kasus dari Slovakia menunjukkan bahwa teknologi inovatif seperti High Modulus Asphalt Concrete (HMAC) dan Porous Asphalt dapat meningkatkan ketahanan infrastruktur jalan terhadap perubahan iklim. Diharapkan, teknologi serupa dapat diterapkan di Indonesia untuk meningkatkan ketahanan jalan secara berkelanjutan.

Para peneliti juga menyoroti solusi inovatif seperti penggunaan material ramah lingkungan, termasuk nanokomposit dan teknologi Warm Mix Asphalt (WMA), yang lebih hemat energi dan mengurangi emisi karbon.

Infrastruktur Ramah Lingkungan sebagai Solusi Jangka Panjang

Ir. Latif Budi Suparma, M.Sc., Ph.D., selaku anggota Tim Ahli Pustral UGM, menekankan pentingnya membangun infrastruktur yang tidak hanya tahan terhadap perubahan iklim tetapi juga ramah lingkungan. Infrastruktur berkelanjutan bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan serta meningkatkan efisiensi dan masa pakai jalan. Beberapa inovasi dalam konstruksi jalan meliputi:

Recycled Materials: Penggunaan material daur ulang untuk mengurangi limbah konstruksi

Permeable Pavement: Mengurangi limpasan air hujan dan meningkatkan kualitas air tanah

Biogenic Asphalt Technology: Mengurangi emisi karbon dioksida selama produksi aspal

Warm Mix Asphalt: Mengurangi suhu pemrosesan aspal, sehingga lebih hemat energi

Dampak Perubahan Iklim pada Infrastruktur Jalan

Perubahan iklim berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap infrastruktur jalan. Suhu tinggi dapat mempercepat degradasi aspal, sedangkan curah hujan tinggi berpotensi merusak permukaan dan stabilitas jalan, terutama di daerah dengan tanah lempung atau air tanah tinggi yang rentan terhadap banjir. Selain itu, dampak tidak langsung seperti penurunan kualitas jalan dapat mengurangi keselamatan berkendara, meningkatkan konsumsi bahan bakar akibat perlambatan lalu lintas, serta meningkatkan polusi suara akibat kendaraan yang berjalan lambat. [aje]