UMKM asal Purwokerto menargetkan buka gerai baru di seluruh Indonesia
Bisnis waralaba berbasis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) asal Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Teh ...
Kami sudah memiliki hampir 1.000 outlet (gerai, Red) yang tersebar di Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Aceh, dan ada yang mau prospek di Papua.
Purwokerto (ANTARA) - Bisnis waralaba berbasis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) asal Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Teh Desa, menargetkan membuka sedikitnya 1.000 gerai baru di seluruh wilayah Indonesia pada tahun 2025.
"Hingga saat ini, kami sudah memiliki hampir 1.000 outlet (gerai, Red) yang tersebar di Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Aceh, dan ada yang mau prospek di Papua. Target kami pada tahun 2025 bisa mencapai 2.000 outlet di seluruh wilayah Indonesia," kata General Manager PT Karya Dari Desa (Teh Desa) Eli Ma'rifin, di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Minggu sore.
Ia mengatakan Teh Desa berawal dari sebuah UMKM yang lahir di Purwokerto pada tanggal 22 Desember 2022 dengan harapan bisa berkembang pesat ke seluruh wilayah Indonesia melalui pola waralaba atau kemitraan.
Selain itu, kata dia, Teh Desa tercetus dengan harapan semua kalangan bisa merasakan dan menikmati produk minuman teh tersebut.
Dia mengakui dalam perjalanannya, Teh Desa menghadapi banyak tantangan termasuk hadirnya berbagai kompetitor yang menggunakan nama atau tampilan mirip dengan produk minuman teh asal Purwokerto itu.
"Tapi kami selama ini konsisten untuk memberikan pelayanan dan produk yang berkualitas. Jadi, produk kami harus mempunyai standar yang memang bukan cuma standar ecek-ecek," katanya saat konferensi pers "Road to Kecil-Kecilan Suka Cita Teh Desa Volume 1", di halaman Gelanggang Olahraga Satria, Purwokerto.
Dalam hal ini, kata dia, ketika bertujuan menghasilkan nama atau produk yang bagus, bahan baku yang digunakan tentu harus bagus juga.
Oleh karena itu, kata dia lagi, pihaknya bersama seluruh mitra selalu menjaga proses produksi agar kualitas tetap terjaga.
"Kami selalu menggunakan gula asli, bukan pemanis buatan. Kalau ada mitra yang ketahuan tidak menggunakan gula asli, kami akan cabut lisensi," katanya menegaskan.
Disinggung mengenai rencana pemerintah menerapkan cukai minuman berpemanis dalam kemasan, dia mengatakan sebelum adanya kebijakan tersebut, pihaknya sudah membuat ketentuan yang berkaitan dengan harga jual kepada konsumen.
Dalam hal ini, kata dia, mitra diperbolehkan menjual Teh Desa dengan harga Rp2.500 per gelas dan Rp3.000 per gelas bagi yang berjualan di pinggir jalan atau kios.
"Jadi sebelum membuat harga tersebut, kami sudah menghitung profit untuk mereka, sehingga tidak ada kenaikan harga ketika cukai itu diberlakukan. Mitra tidak boleh menjual dengan harga selain Rp2.500 dan Rp3.000, kecuali mitra yang berjualan di mal boleh menjual dengan harga Rp4.500," kata Eli didampingi Brand and Partnership Rindi Avionita dan Project Leader Event Krisbudiyono.
Terkait dengan "Road to Kecil-Kecilan Suka Cita Teh Desa Volume 1", Brand and Partnership Rindi Avionita mengatakan kegiatan tersebut merupakan rangkaian perayaan ulang tahun ke-2 Teh Desa.
Menurut dia, kegiatan tersebut untuk membangun kesadaran masyarakat bahwa produk UMKM asal Purwokerto saat sekarang telah tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
"Oleh karena itu, kami mengadakan kegiatan ini dengan menghadirkan sejumlah grup musik ternama dan puncaknya akan digelar pada tanggal 22 Februari 2025. Malam ini (19/1), kami menghadirkan Vierratale untuk menghibur masyarakat," katanya pula.
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025