17 Desa di Ngawi Terendam Banjir, Pemkab Fokus Penuhi Kebutuhan Pengungsi

17 Desa di Ngawi Terendam Banjir, Pemkab Fokus Penuhi Kebutuhan Pengungsi. ????Banjir melanda 17 desa di Ngawi akibat luapan Sungai Bengawan Solo. Pemkab fokus memenuhi kebutuhan pengungsi dengan mendirikan posko darurat dan dapur umum. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp

17 Desa di Ngawi Terendam Banjir, Pemkab Fokus Penuhi Kebutuhan Pengungsi

Ngawi (beritajatim.com) – Banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo merendam 17 desa di 7 kecamatan di Kabupaten Ngawi pada Selasa (21/1/2025). Ketinggian air mencapai 1 hingga 1,5 meter, memaksa puluhan warga mengungsi ke mushola, rumah tetangga, atau saudara mereka yang berada di wilayah aman.

Salah satu desa terdampak terparah adalah Desa Ngale, Kecamatan Paron, di mana air di dalam rumah warga mencapai setinggi dada orang dewasa. Warga tidak sempat menyelamatkan barang-barang berharga karena banjir datang secara tiba-tiba.

Srianti, warga terdampak di Desa Ngale, mengungkapkan prioritasnya saat itu adalah menyelamatkan keluarga. “Air terus naik, barang-barang saya hanyut, tapi yang penting keluarga saya selamat,” ujarnya.

Selain merendam rumah, banjir juga memutus akses jalan di sejumlah desa, sehingga menyulitkan warga untuk beraktivitas. Hingga siang hari, air belum menunjukkan tanda-tanda surut, sementara hujan terus mengguyur beberapa wilayah.

Wakil Bupati Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko, menyatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Ngawi telah bergerak cepat untuk membantu warga terdampak. Pemkab mendirikan posko darurat dan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan pengungsi.

“Beberapa kecamatan seperti Mantingan, Karanganyar, dan Paron sudah terdampak banjir. Kami akan segera mendirikan posko dan dapur umum untuk mencukupi kebutuhan para pengungsi. Kemudian yang masih bertahan di teras mushola atau fasilitas lain, kami segera arahkan untuk ke tempat yang lebih aman,” ujar Dwi Rianto.

Petugas gabungan dari TNI, Polri, dan relawan juga dikerahkan untuk melakukan penyisiran di desa-desa terdampak. Dengan menggunakan peralatan darurat, termasuk perahu rakitan dari batang pohon pisang, petugas membantu warga mengevakuasi barang-barang yang masih bisa diselamatkan.

Suwandi, salah satu warga terdampak, mengungkapkan bahwa air di rumahnya sudah setinggi 1,5 meter. “Sebagian barang berhasil diselamatkan, tetapi banyak yang tidak. Kami berharap pemerintah bisa segera menangani banjir ini,” katanya.

Pemkab Ngawi juga mengimbau warga di wilayah rawan untuk tetap waspada dan bersiap menghadapi kemungkinan banjir susulan. [fiq/beq]