Aktivis Lingkungan Kritik Program MBG di Surabaya yang Pakai Wadah Plastik dan Susu Kemasan

Aktivis Lingkungan Kritik Program MBG di Surabaya yang Pakai Wadah Plastik dan Susu Kemasan. ????Aktivis lingkungan Surabaya mengkritik penggunaan wadah makan plastik dan kemasan susu dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang dilaksanakan pada 13 Januari lalu. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp

Aktivis Lingkungan Kritik Program MBG di Surabaya yang Pakai Wadah Plastik dan Susu Kemasan

Surabaya (beritajatim.com) – Aktivis lingkungan Surabaya mengkritik penggunaan wadah makan plastik dan kemasan susu dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang dilaksanakan pada 13 Januari lalu.

Menurutnya, dengan memberikan makan kepada 6.159 siswa dalam wadah plastik, program MBG justru akan menambah beban sampah kota. Dan dikhawatirkan membahayakan lingkungan anak – anak.

“Seharusnya sampah yang masuk ke TPA itu ada tipping fee, ini berarti daerah akan mengeluarkan biaya pengolahan ketika ada tambahan sampah,” terang Aktivis Lingkungan Koordinator Komunitas Nol Sampah Surabaya Wawan Some, pada Kamis (16/1/2025).

Wawan menjelaskan, di SMPN 13 Surabaya saat hari pertama pelaksanaan MBG ini menggunakan 926 wadah plastik dengan berat per pcs 40 gram, sehingga dalam satu sekolah saja menghasilkan 40 kg sampah plastik, yang didaur ulang ataupun dijual.

“Kami belum bisa melacak di kemanakan (limbah MBG). Tapi kata mereka akan diserahkan ke DLH. Namun kalau saran saya, kotak-kotak yang kemarin sebaiknya diserahkan ke bank sampah di Dapur Umum. Saya berharap uji coba selanjutnya pekan depan memakai wadah stainless,” kata dia.

“Dan misalkan wadah plastik MBG Surabaya pada hari sebelumnya disetor sampah ke TPA Benowo, maka harus bayar ke PT. Sumber Organik Rp 180 ribu per ton, per kg- nya Rp 180. Tapi kalau didaur ulang, bisa menjadi dana tambahan,” tambah dia.

Selain wadah makan dari bahan plstik food grade, Wawan juga menyoroti kemasan susu sekali pakai dalam program MBG. Ia menegaskan pemerintah perlu mencermati peraturan UU No 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. dan Permen LHK No. 75 tahun 2019, yang mengatur tentang peta jalan pengurangan sampah oleh produsen.

“Setahu saya kemasan susu jenis ‘Tetra Pak’ ada program tersendiri untuk mengumpulkan sampah kemasannya. Sehingga mungkin ini perlu dikerjasamakan oleh pemkot ataupun pemerintah pusat,” rincinya.

Dari situ Wawan menilai bahwa pemberian susu dalam kemasan plastik bukan satu-satunya cara untuk mencukupi kebutuhan protein anak. Tetapi ada alternatif lain, bisa dengan tempe atau ikan.

“Susu kemasan kan protein, dan protein ini tidak harus dari susu. Bisa dari ikan, tempe, dan macam-macam,” ucap dia.

Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Surabaya dari Partai Gerindra, Bahtiyar Rifai, menyampaikan bahwa penggunaan wadah makan plastik dari program MBG ini hanya bersifat sementara. Kata dia, wadah makan berbahan alumunium stainless belum sampai di Surabaya.

“Menu sesuai harapan kami, ada ayam dan susu. Sementara tempatnya pakai plastik karena masih uji coba. Karena tempat makan almunium belum turun,” kata Rifai. [ram/ian]