Besok Ratusan Sopir Truk Kontainer akan Demo di Pelabuhan Tanjung Priok, Ini Sebabnya
Para sopir truk kontainer menuntut Pelindo mengatasi kemacetan yang merugikan pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka.
![Besok Ratusan Sopir Truk Kontainer akan Demo di Pelabuhan Tanjung Priok, Ini Sebabnya](https://statik.tempo.co/data/2024/02/22/id_1281855/1281855_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan kontainer akan mendemo PT Indonesia atau Pelindo untuk mengatasi kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok. Keluarga Besar Sopir Indonesia (KB-SI) mencatat sekitar 300 sopir kontainer akan berunjuk rasa pada esok hari.
"Pada tanggal 11, hari Selasa besok, kawan-kawan pengemudi akan unjuk rasa karena sudah sangat marah dengan kebijakan-kebijakan Pelindo," ujar pengurus Keluarga Besar Sopir Indonesia (KB-SI) Khalimi saat dihubungi Tempo pada Senin, 10 Februari 2025.
Khalimi mengatakan tuntutan utama dari itu adalah mendesak Pelindo untuk membereskan kemacetan di beberapa titik terminal vital yang dinilai menghambat pekerjaaan para sopir. Ia menyebutkan kemacetan parah biasanya terjadi terminal New Priok Container Terminal One (NPCT1), Koja Terminal, dan Jakarta International Container Terminal (JICT).
Adapun penyebab kemacetan antara lain karena infrastruktur jalan yang tidak memadai, pengaturan lalu lintas kurang efektif dan menumpuknya antrean truk kontainer akibat proses bongkar muat yang lambat. "Kawan pengemudi kalau mau bongkar atau muat ekspor mulai dari sore bisa-bisa dimuat sampai pagi," ujar Khalimi mencontohkan dampak kemacetan di titik-titik terminal Pelabuhan Tanjuk Priok. Tak Jarang, kemacetan itu bertahan hampir 24 jam penuh.
Khalimi menyampaikan sopir kontainer juga mengeluhkan pemberlakuan sistem gate pass untuk memasuki pelabuhan. Para sopir merasa keberatan harus mengeluarkan uang sebesar Rp 13-20 ribu demi masuk pintu pelabuhan, yang tidak diganti oleh perusahaan. Selain itu, praktik pungutan liar oleh preman di sekitar pelabuhan semakin memangkas upah para sopir tersebut.
Ia lalu membeberkan efek negatif dari kemacetan itu mulai dari meningkatnya biaya logistik seperti BBM yang ditanggung sopir, meningkatnya risiko kecelakaan akibat kelelahan, tekanan dari perusahaan, memburuknya kondisi kesehatan fisik dan mental, hingga keseimbangan hidup terganggu karena tidak bisa berkumpul bersama keluarga. Permasalahan itu, kata Khalimi, telah diadukannya kepada Pelindo lewat audiensi.
"Tapi tidak ada penyelesaian dengan baik, yang ada diabaikan. Makanya besok tanggal 11 Februari kawan sopir sepakat semua akan ke Pelindo," ujar Ketua Umum Keluarga Besar Perseduluran Driver Tegal Brebes itu.
Rencananya, ratusan sopir itu juga akan menggeruduk Kepolisian Resor (Polres) Jakarta utara untuk melaporkan premanisme yang merugikan. Para sopir truk kontainer itu akan mogok bekerja dan bertemu di titik kumpul New Priok Container Terminal One (NPCT1) pukul 09.00 WIB.
Adapun rincian tuntutan kepada Pelindo dan Polri yang mereka kehendaki ialah:
- Batalkan kebijakan gate pass pelabuhan
- Pelayanan bongkar-muat tidak boleh lebih dari 1 jam
- Atasi kemacetan dengan menambah pintu masuk di NPCT1, memperbaiki sistem yang sering eror, dan menyediakan kantong parkir gratis di dalam pelabuhan
- Menjamin tidak ada lagi pungli dari preman
- Menyediakan fasilitas berupa kantin, toilet, ruang tunggu untuk sopir
- Memberantas mafia pungli di dalam pelabuhan Tanjung Priok