Beijing sebut akan tetap berkomitmen terhadap Perjanjian Paris
China menyebut tetap berkomitmen untuk menaati Perjanjian Paris yaitu konsensus global tentang perubahan iklim termasuk ...
![Beijing sebut akan tetap berkomitmen terhadap Perjanjian Paris](https://img.antaranews.com/cache/1200x800/2025/02/11/IMG_2320.jpg)
Beijing (ANTARA) - China menyebut tetap berkomitmen untuk menaati Perjanjian Paris yaitu konsensus global tentang perubahan iklim termasuk dengan menyerahkan target pengurangan karbon nasional atau lazim disebut "Nationally Determined Contributions" (NDC).
"China kini tengah berupaya menetapkan NDC baru sesuai dengan Perjanjian Paris dan persyaratan dari inventarisasi global pertama," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing pada Senin (10/2).
Pada 2015, hampir semua negara di dunia mengadopsi Perjanjian Paris sebagai kesepakatan mengatasi perubahan iklim yang bertujuan untuk menjaga suhu bumi tidak meningkat lebih dari 2 derajat Celcius. Bahkan pada konferensi iklim PBB COP26 di Glasgow, para pemimpin dunia menyepakati perlunya membatasi agar suhu bumi tidak sampai lebih panas 1,5 derajat Celcius pada 2060.
Negara-negara kemudian berkomitmen untuk menyerahkan rencana baru yang menjelaskan apa saja yang akan mereka lakukan untuk memangkas emisi dan beradaptasi dengan perubahan iklim setiap lima tahun.
Rencana itulah yang dikenal sebagai NDC atau "Nationally Determined Contributions".
Menurut Laporan PBB terbaru, sebagian besar negara masih belum mencapai target Kesepakatan Paris. Hanya 10 dari 195 pihak dalam Perjanjian Paris yang telah memenuhi tenggat waktu PBB untuk menerbitkan janji iklim 2035 pada 10 Februari 2025.
"China selalu menjadi pelaku dalam respons iklim dan berkomitmen kuat terhadap pembangunan hijau dan rendah karbon. Kami secara aktif menerapkan strategi nasional untuk secara aktif menanggapi perubahan iklim," ucap Guo Jiakun.
China, ungkap Guo Jiakun, akan melanjutkan upaya untuk menghormati tujuan yang dijanjikan mengenai puncak karbon dan netralitas karbon dengan cara dan kecepatan sendiri.
"Kami telah membuat kemajuan positif dalam mengimplementasikan target kontribusi yang ditentukan secara nasional atau NDC. Intensitas emisi karbon kami terus menurun, porsi bahan bakar nonfosil dalam total konsumsi energi terus meningkat, dan volume hutan serta total kapasitas terpasang tenaga angin dan tenaga surya telah mencapai tujuan yang kami janjikan bahan lebih cepat dari jadwal," papar Guo Jiakun.
Guo Jiakun menyebut China akan terus berupaya keras untuk memangkas emisi karbon, mengurangi polusi, mengejar pembangunan hijau, mempercepat transisi hijau dalam segala aspek pembangunan ekonomi dan sosial, mematuhi tujuan dan prinsip yang ditetapkan PBB dan Perjanjian Paris, serta berkontribusi pada respons global terhadap perubahan iklim.
"Kami akan menjunjung tinggi sikap proaktif dan bertanggung jawab, mempertimbangkan kondisi domestik, kemampuan, dan tahap pembangunan kami, serta menginformasikan sekretariat UNFCCC tentang NDC China 2035 tahun ini pada waktunya," ujar Guo Jiakun.
Amerika Serikat awalnya adalah negara yang telah menyerahkan NDC-nya untuk 2035, tapi NDC itu diserahkan sebelum pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS, sedangkan Donald Trump lalu menyatakan AS keluar dari Perjanjian Paris.
Negara lain yang sudah menyerahkan NDC adalah Inggris, Brasil, Uni Emirat Arab, Selandia Baru, Swiss, Uruguay, Andorra, Ekuador dan Saint Lucia.
Dua putaran pertama NDC berlangsung pada 2015 dan 2020-2021. Batas waktu 10 Februari 2025 adalah batas putaran ketiga NDC sebagai bagian dari "inventarisasi global" aksi iklim yang dilakukan pada 2023.
Dalam NDC China yang diserahkan terakhir pada 28 Oktober 2021, China menargetkan emisi karbon akan terus berkurang sebesar 60-65 persen hingga target pada 2030.
China juga menyebut akan mencapai puncak emisi pada 2025. Lalu, secara bertahap akan mengurangi pemakaian batu bara mulai 2026 dan pada 2030 bertekad meningkatkan kapasitas listrik bersih dari tenaga surya dan angin menjadi 1,2 miliar kilowatt (kW) dengan target akhir adalah dekarbonisasi pada 2060.
Baca juga:
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025