Disnakkeswan cari penyebab puluhan babi mati mendadak di Pasuruan
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Pasuruan berupaya mencari penyebab puluhan babi yang mati mendadak di Desa Sedaeng dan Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur."Kemarin sudah ...
![Disnakkeswan cari penyebab puluhan babi mati mendadak di Pasuruan](https://img.antaranews.com/cache/1200x800/2025/02/11/Untitled-design-42.jpg)
Pasuruan, Jawa Timur (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Pasuruan berupaya mencari penyebab puluhan babi yang mati mendadak di Desa Sedaeng dan Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur."Kemarin sudah diambil sampel darah dan sudah diuji lab, kami masih menunggu hasil lab yang akan keluar dalam seminggu ke depan," kata Kepala Disnakkeswan Ainur Alfiyah saat dikonfirmasi di Pasuruan, Selasa.Berdasarkan data terbaru dari Disnakkeswan Pasuruan, tercatat ada 70 ekor babi yang mati mendadak di dua desa tersebut dimana 50 ekor babi mati di wilayah Desa Sedaeng dan 20 ekor babi mati di wilayah Desa Wonokitri.Alfiyah menjelaskan bahwa populasi babi yang ada di kedua desa tersebut rata-rata merupakan babi peliharaan warga yang dibeli sejak masih kecil dari peternak di wilayah Malang.Ia menyatakan hewan ternak tersebut berpotensi terjangkit virus African Swine Fever (ASF) yang pernah merebak di Pasuruan pada 2021.Selain itu Alfiyah meminta masyarakat yang memelihara babi untuk menjaga kebersihan kandang, mengingat saat ini belum ada vaksin yang bisa mengatasi virus ASF.Lebih lanjut Alfiyah menyarankan masyarakat untuk terus memberikan obat-obatan yang telah dibagikan oleh pemerintah daerah setempat, serta pemberian disinfektan untuk menekan laju penyebaran virus tersebut."Kalau vaksin memang belum ada, kami hanya memberi obat-obatan serta disinfektan demi mencegah laju penyebaran," kata Alfiyah.Kepala Desa Sedaeng Abdul Hadi menjelaskan bahwa dari 700 kepala keluarga (KK) yang tercatat di wilayah terkait, rata-rata warga memelihara satu hingga dua ekor babi sejak kecil.Peristiwa babi mati ini dikatakan Hadi mengancam populasi babi yang ada di wilayahnya dan dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang besar.Ia menjelaskan, saat ini warga sudah memberikan obat dan vitamin kepada hewan yang ada di wilayah tersebut.Hadi juga menegaskan pihaknya akan terus menyosialisasikan kebersihan kandang sembari menunggu hasil lab dari Disnakkeswan Pasuruan untuk menentukan langkah selanjutnya.