OJK beri sinyal 2 bank syariah hasil konsolidasi akan lahir tahun 2025
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberi sinyal bahwa dua bank syariah yang terbentuk melalui hasil konsolidasi akan lahir ...
![OJK beri sinyal 2 bank syariah hasil konsolidasi akan lahir tahun 2025](https://img.antaranews.com/cache/1200x800/2025/02/11/WhatsApp-Image-2025-02-11-at-19.18.33.jpeg)
Kalau berdasarkan ketentuan POJK yang dikeluarkan Juli 2023 yang lalu, sebetulnya dengan melihat itu saja pada tahun ini mestinya sudah akan terjadi dua bank baru atau dua konsolidasi bank syariah yang diharapkan ini akan mendekati ukuran BSI
Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberi sinyal bahwa dua bank syariah yang terbentuk melalui hasil konsolidasi akan lahir pada tahun 2025, yang diharapkan dapat menyaingi Bank Syariah Indonesia (BSI).
“Kalau berdasarkan ketentuan POJK yang dikeluarkan Juli 2023 yang lalu, sebetulnya dengan melihat itu saja pada tahun ini mestinya sudah akan terjadi dua bank baru atau dua konsolidasi bank syariah yang diharapkan ini akan mendekati ukuran BSI,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam konferensi pers Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PITJK) 2025 di Jakarta, Selasa.
Namun, Dian enggan menyebutkan nama unit usaha syariah (UUS) mana saja yang akan bersinergi untuk membentuk bank syariah baru. Yang jelas, ujar dia, UUS terkait sudah memenuhi ketentuan dalam POJK No. 12 Tahun 2023 tentang Unit Usaha Syariah (UUS).
“Sekurang-kurangnya dua bank itu mungkin tahun ini akan terjadi,” kata Dian.
Pada kesempatan yang sama, Dian menyampaikan bahwa ada hal lain yang juga menjadi perhatian OJK yaitu terkait dengan pergeseran bank-bank dalam Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI) III menjadi KBMI IV.
“Kita harapkan dalam 2-3 tahun ke depan itu sudah akan ada tambahan enam bank lagi yang akan digeser dari KBMI III menjadi KBMI IV. Berarti diharapkan akan ada bank dengan modal di atas Rp70 triliun dalam 2 tahun ke depan itu untuk menggeser dari BUKU III ke BUKU IV,” jelas dia.
Menurut Dian, pergeseran bank-bank untuk masuk dalam kategori KBMI yang lebih tinggi tersebut menjadi penting mengingat hal ini sejalan dengan target pertumbuhan perekonomian Indonesia yang cukup tinggi ke depan. Dalam hal ini, peran sektor keuangan termasuk perbankan untuk menyalurkan pembiayaan akan semakin meningkat.
“Bank ini bisa dikatakan size does matter. Ini memang harus terus tetap kita dorong karena semakin besar bank itu tentu akan semakin efisien dan semakin tentu saja memiliki kapasitas untuk ekspansi kredit dan lain sebagainya secara lebih besar,” kata Dian.
Diberitakan sebelumnya, salah satu UUS yang menjadi sorotan dalam aksi konsolidasi perbankan yaitu BTN Syariah. Bank syariah ini mulanya berencana untuk mengakuisisi Bank Muamalat, namun langkah tersebut diputuskan untuk tidak diteruskan yang diumumkan oleh Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu pada Juli 2024.
Terbaru pada Rabu (15/1), BTN mengumumkan bahwa pihaknya telah memulai proses akuisisi terhadap bank umum syariah, yakni PT Bank Victoria Syariah (BVIS).
Hal itu dilakukan setelah BTN menandatangani perjanjian jual beli bersyarat (Conditional Sales Purchase Agreement/CSPA) dengan para pihak pemegang saham BVIS di Jakarta pada Rabu (15/1).
Dalam perjanjian tersebut, BTN akan mengambil alih 100 persen saham BVIS dari para pemegang sahamnya, yakni PT Victoria Investama Tbk, PT Bank Victoria International Tbk, dan Balai Harta Peninggalan (BHP) Jakarta.
Baca juga:
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025