BI Kucurkan Insentif hingga Rp 80 Triliun Dukung Program 3 Juta Rumah Prabowo

Bank Indonesia atau BI menaikkan insentif likuiditas makroprudensial kepada bank yang menyalurkan kredit untuk sektor perumahan menjadi Rp 80 triliun dari sebelumnya Rp 23, 19 triliun.

BI Kucurkan Insentif hingga Rp 80 Triliun Dukung Program 3 Juta Rumah Prabowo

Bank Indonesia atau BI menaikkan insentif likuiditas makroprudensial kepada bank yang menyalurkan kredit untuk sektor perumahan menjadi Rp 80 triliun. Sebelumnya nilai insentif yang disiapkan BI hanya di angka Rp 23,19 triliun.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan kenaikan insentif merupakan wujud komitmen Bank Indonesia mendukung program tiga juta rumah. Program ini merupakan bagian dari asta cita yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

"Dari hasil diskusi ini, kami akan naikkan secara bertahap menjadi Rp 80 triliun untuk mendukung program perumahan ini," kata Perry kepada wartawan di Gedung Bank Indonesia, Rabu (11/2).

Keputusan menaikkan insentif untuk pembiayaan perumahan itu ditetapkan setelah Bank Indonesia menggelar rapat dengan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait, Menteri BUMN Erick Thohir dan Direktur Utama Bank Tabungan Negara Nixon Napitupulu. Pertemuan juga dihadiri oleh Ketua Komisi XI DPR Muhammad Misbakhun serta Pandu Sjahrir yang digadang-gadang akan menjadi bos Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). 

Perry menjelaskan, sektor perumahan akan memberikan dukungan bagi pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan penciptaan lapangan kerja. Ia menilai jika perumahan maju maka pertumbuhan ekonomi akan ikut maju sehingga bisa mendorong dan menarik sektor yang lain. 

Menurut Perry, pada praktiknya perumahan akan membutuhkan material seperti semen, batu bata hingga besi yang berdampak positif terhadap perusahaan dengan sektor yang berkaitan tersebut. Perry menyatakan akan ada beberapa inisiatif lain yang akan disampaikan secara bertahap. Saat ini ia mengatakan insentif untuk di luar Jakarta, seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek) sekitar Rp 170 juta per rumah subsidi.

Pada kesempatan yang sama Maruarar mengatakan, kementerian sudah menghitung dana yang sudah tersedia di APBN dan dari perbankan bisa memenuhi biaya pembangunan 220 ribu rumah.

"Nah kalau 220 ribu rumah tadi kami hitung dikali Rp 170 juta, itu Rp 38 triliun. Jadi kita bisa buat itu double, yak Pak Gubernur," tuturnya.

Ia mengatakan hal ini merupakan sejarah bagi Indonesia sebab Bank Indonesia mampu meningkatkan jumlah pembuatan rumah subsidi bagi rakyat di Indonesia melalui pemberian insentif yang naik Rp 80 triliun.