Profil Hercules Rosario de Marshal, Pemimpin Ormas GRIB Jaya

Berasal dari keluarga petani di Dili Timor Timur, Hercules tiba di Jakarta sekitar tahun 1987.

Profil Hercules Rosario de Marshal, Pemimpin Ormas GRIB Jaya

TEMPO.CO, Jakarta - Nama Ketua Umum DPP Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya Rosario de Marshal menjadi sorotan usai organisasi masyarakat (ormas) itu bentrok dengan Pemuda Pancasila di Blora, Jawa Tengah dan Bandung, Jawa Barat. Bentrokan di Blora, yang terjadi pada 14 Januari 2025, mengakibatkan setidaknya 12 orang menderita luka. Sementara di Bandung, bentrok terjadi pada 15 Januari dan videonya sempat viral di media sosial.

Menanggapi insiden ini, Ketua Umum DPP Hercules Rosario de Marshal dan Ketua Umum MPN Pemuda Pancasila (PP) Japto Soerjosoemarno kompak menyerukan kepada seluruh kadernya untuk tidak terprovokasi masalah yang terjadi di Blora, Jawa Tengah. Insiden itu sudah diselesaikan dengan baik.

Hercules mengatakan insiden di Blora hanyalah sebuah kesalahpahaman. Ia pun mengimbau seluruh anggotanya tidak terprovokasi dan tidak melakukan tindakan yang memperburuk suasana.

Sebagai Ketua Umum GRIB Jaya, Hercules dikenal sebagai sosok yang disegani di berbagai wilayah Indonesia. Lantas, siapa sebenarnya Hercules tersebut? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.

Profil Hercules

Rosario de Marshal alias Hercules adalah tokoh masyarakat yang dikenal sebagai figur kontroversial. Pada awalnya, dia dikenal sebagai mantan yang memiliki kekuasaan di wilayah Jakarta.

Pada 2022, Hercules diangkat sebagai tenaga ahli di Badan Usaha Milik Daerah atau BUMD DKI Perumda Pasar Jaya. Dia menduduki jabatan tersebut bersama M Rifky alias Eki Pitung. Melalui keterangan tertulis, pihak Perumda Pasar Jaya mengatakan pengangkatan Hercules dan Eki Pitung sebagai tenaga ahli sudah melalui mekanisme yang berlaku.Sebelum menjadi tenaga ahli di Perumda Pasar Jaya dan jadi tokoh di Tanah Abang, Hercules sempat membantu operasi militer di Timor Timur. Bahkan nama Hercules adalah julukan yang diberikan kepadanya oleh Komando Pasukan Khusus yang bertugas di Timor Timur pada 1975. Julukan ini berasal dari para tentara yang kagum melihat Rosario mampu memikul karung seberat 100 kilogram meski badannya kecil. Dia lalu dibawa ke Jakarta setelah mengalami kecelakaan helikopter yang melukai lengannya.

Berasal dari keluarga petani di Dili, Hercules tiba di Jakarta sekitar tahun 1987 sebagai bagian dari kampanye penerimaan masyarakat Timor Timur oleh Indonesia. Alih-alih bekerja di pabrik elektronik seperti rencana awal, ia justru berjualan rokok di kawasan Tanah Abang. Di pusat perdagangan tekstil terbesar di Asia Tenggara itu, Hercules sering menjadi sasaran pemalakan para preman. 

Namun, seperti yang dicatat dalam buku Politik Jatah Preman karya Ian Douglas Wilson (2015), Hercules tidak tinggal diam dan selalu siap melawan. "Bahkan saat mandi pun saya membawa pedang, karena musuh bisa menyerang kapan saja," ungkapnya kepada Wilson.

Popularitas Hercules semakin meningkat seiring waktu. Pada tahun 1993, kelompok yang dipimpinnya—terdiri dari pemuda Timor Timur—diperkirakan berjumlah sekitar 400 orang. Setahun kemudian, kelompok tersebut berhasil menguasai Kelurahan Jatibunder, Tanah Abang, yang sebelumnya didominasi kelompok Betawi dan Madura. Mereka bahkan mengontrol pungutan dari pedagang di pasar utama serta kegiatan di kawasan Bongkaran dekat stasiun.

Hercules tetap bertahan di Tanah Abang hingga tahun 1997. Namun, dalam sebuah bentrokan berdarah yang disaksikan oleh pasukan Komando Daerah Militer Jakarta Raya, kelompok Betawi yang dipimpin Muhammad Yusuf Muhi alias Ucu Kambing berhasil mengusir mereka, menewaskan empat anggota kelompok Hercules. 

Setelah kejadian tersebut, Hercules sempat menetap di kampung halaman istrinya di Indramayu tetapi tetap menjalankan bisnis jasa keamanan, sebagaimana diungkapkan Kolonel (Purnawirawan) Gatot Purwanto, perekrut Hercules saat bertugas di Timor Timur.

Hercules dikenal dekat dengan Prabowo Subianto. Mereka bertemu pertama kali ketika terjadi perang saudara di Timor Timur. Hercules memberikan bantuan logistik kepada TNI, khususnya pasukan Kopassus yang dipimpin oleh Prabowo. Hubungan mereka pun berlanjut hingga sekarang.

Meski begitu, GRIB Jaya tidak memiliki hubungan langsung dengan Partai Gerindra, partai politik yang dipimpin Prabowo. Dalam pemilihan presiden 2024, Hercules memerintahkan semua anggota GRIB Jaya mendukung Prabowo sebagai presiden.

Zulfikar Epriyadi, Fransisco Rosarians,  Ade Ridwan Yandwiputra, Alif Ilham Fajriadi, Eka Yudha Saputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.