Daftar 60 Perusahaan Tekstil Terdampak Banjir Impor: PHK Massal hingga Bangkrut
Setidaknya, 10 fasilitas produksi tekstil gulung tikar dan 28 pabrik tekstil menghentikan produksi pada 2023-2024.
Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia atau APSyFI mencatat, 60 perusahaan industri tekstil terdampak banjir impor pada 2024-2024. Dampak ini mencakup penghentian produksi total, pengurangan tenaga kerja, relokasi, pailit, hingga gulung tikar.
Setidaknya, 10 fasilitas produksi tekstil gulung tikar dan 28 pabrik tekstil menghentikan produksi pada 2023-2024. Kondisi ini diperburuk dengan pengurangan tenaga kerja mencapai 10.644 orang oleh 20 perusahaan tekstil.
Secara total, tenaga kerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja selama dua tahun terakhir di industri tekstil mencapai lebih dari 14.221 orang. Sebanyak 4.377 orang terkena PHK setelah manajemen memutuskan untuk gulung tikar.
Adapun dua industri tekstil kini ditetapkan pailit oleh pengadilan, yakni PT Sri Rejeki Isman Tbk dan PT Pismatex. Selain itu, PT Sai Apparel memutuskan untuk memindahkan pabriknya dari Semarang ke Grobogan dengan pertimbangan menekan biaya tenaga kerja.Berdasarkan data APSyFI, setidaknya lima dari 60 perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yakni PT Asia Pacific Fibers Tbk atau POLY, PT Century Textile Industry Tbk atau CNTX, PT Argo Pantes Tbk atau ARGO, PT Ricky Putra Globalindo atau RICY, dan PT Tifico Fiber Indonesia atau TFCO.CNTX, ARGO, dan RICY telah menghentikan produksi total, sedangkan TFCO tidak memperpanjang masa kerja buruh kontrak. Adapun POLY tercatat sebagai perusahaan hulu tekstil dengan dampak paling dalam.POLY telah menghentikan produksi secara penuh dan melakukan PHK pada 2.500 orang pada pabriknya di Karawang, Jawa Barat. Mereka juga mengurangi tenaga kerja kontrak pada fasilitas produksi di Kaliwungu, Jawa Timur.Ketua Umum APSyFI Redma Wirawasta sebelumnya mengatakan, perusahaan yang menutup pabriknya masih beroperasi, tetapi dengan kapasitas produksi minimal dan pengurangan jam kerja para buruh. Hal tersebut dipilih lantaran sebagian besar pengusaha tekstil tidak memiliki kemampuan membayar pesangon untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja."Para pengusaha tekstil kini mengurangi jam kerja atau hari kerja. Contohnya, hari kerja saat kondisi normal adalah enam hari per minggu, namun kini hanya tiga hari per minggu. Upah tenaga kerja akhirnya bisa disesuaikan," kata Redma kepada Katadata.co.id, Jumat (27/12).Tak semua pabrik tekstil dari total 28 perusahaan yang menyatakan tutup dan berhenti produksi menyertakan jumlah buruh ter-PHK. Hanya PT Asia Pacific Fibers yang menyertakan data PHK terhadap penutupan pabriknya di Karawang, yakni 2.500 buruh.
Redma memproyeksi, sekitar 1,1 juta tenaga kerja di industri tekstil kini terkena PHK atau mendapatkan pengurangan tenaga kerja. Ini karena utilisasi industri tekstil tercatat telah anjlok dari 75% pada akhir tahun lalu menjadi di bawah 50%.
Berikut 60 perusahaan tekstil terdampak pada 2023-2024:
Pabrik Tekstil Tutup (PHK 4.377 orang)
1. PT HS Apparel
2. PT Rayon Utama Makmur
3. PT Starpia
4. Kusuma Group (PT Pamor, PT Kusuma Putra, PT Kusuma Hadi)
(PHK 1.500 orang)
5. PT Alenatex (PHK 700 orang)
6. PT Ocean Asia Industry (PHK 314 orang)
7. PT Tuntex (PHK 1.163 orang)
8. PT Wiska Sumedang (PHK 700 orang)
Pabrik Tekstil Berhenti Produksi
1. PT Argo Pantes Bekasi
2. PT Asia Citra Pratama
3. PT Centex - Spinning Mills
4. PT Damatex
5. PT Djoni Textindo
6. PT Dupantex
7. PT Effendi Textindo
8. PT Fotexco Busana Internasional
9. PT Grand Pintalan
10. PT Grandtex
11. PT Gunatex
12. PT Jelita
13. PT Kaha Apollo Utama
14. PT Kintong
15. PT Lawe Adyaprima Spinning Mills
16. PT Lojitex
17. PT Mafahtex Tirto
18. PT Miki Moto
19. PT Mulia Cemerlang Abadi
20. PT Mulia Spindo Mills
21. PT Panca Sindo
22. PT Ricky Putra Globalindo, Tbk.
23. PT Saritex
24. PT Sembung Tex
25. PT Sulindafin
26. PT Sulindamills
27. PT Primissima
28. PT Asia Pacific Fibers Karawang
Pabrik Tekstil yang Pailit
1. Sritex Group (2.500 orang dirumahkan)
2. PT Pismatex (PHK 1.700 orang)
Pabrik Tekstil Relokasi
1. PT Sai ApparelPengurangan Tenaga Kerja (PHK 8.144
orang, 2.500 orang dirumahkan)
1. PT Adetex (500 orang dirumahkan)
2. Agungtex Group (2.000 orang dirumahkan)
3. PT Apac Inti Corpora
4. PT Asia Pacific Fiber Kaliwungu
5. PT Asia Pacific Fiber Karawang (PHK 2.500 orang)
6. PT Bitratex
7. PT Chingluh (PHK 2.000 orang)
8. PT Delta Merlin Tekstil I-Duniatex Group (PHK 660 orang)
9. PT Delta Merlin Tekstil II-Duniatex Group (PHK 924
orang)
10. PT Grand Best (PHK 300 orang)
11. PT Indachi Prima
12. PT Kabana (PHK 1.200 orang)
13. PT Kahatex
14. PT Lucky Tekstil (PHK 100 orang)
15. PT Nikomas (bertahap ribuan pekerja)
16. PT Polyfin Canggih
17. PT Pulaumas Tekstil (PHK 460 orang)
18. PT Sinar Panca Jaya
19. PT South Pacific Viscose
20. PT Tifico Fiber Industries
Reporter: Andi M. Arief