Di Pesisir Laut Surabaya Ada ‘Pagar Laut’, Tradisi Nelayan Lokal?

Di Pesisir Laut Surabaya Ada ‘Pagar Laut’, Tradisi Nelayan Lokal?. ????Turus, pagar laut tradisional di Surabaya, membantu nelayan menjaga jaring ikan. Namun, turus juga berpotensi mencemari laut. Bagaimana cara menjaga kearifan lokal ini tanpa merusak lingkungan? -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp

Di Pesisir Laut Surabaya Ada ‘Pagar Laut’, Tradisi Nelayan Lokal?

Surabaya (beritajatim.com) – Jika Anda berjalan di pesisir Laut Surabaya, Anda mungkin akan melihat deretan tiang-tiang kayu menjulang dari air, seolah membentuk pagar alami di tengah laut. Masyarakat setempat menyebutnya sebagai turus, tetapi apa sebenarnya fungsi dari struktur ini?

Turus: Pagar Laut yang Menjaga Jaring Nelayan

Dalam dunia perikanan, pagar laut ini sebenarnya dikenal dengan nama turus, yakni tiang atau struktur penyangga yang digunakan oleh nelayan untuk menyimpan dan merawat peralatan mereka, terutama jaring ikan.

Turus berfungsi sebagai tempat untuk menggantung jaring agar tetap teratur, kering, dan terhindar dari kerusakan. Bagi para nelayan, jaring merupakan aset utama yang harus dirawat dengan baik agar dapat digunakan dalam waktu lama.

Dengan adanya turus, nelayan bisa memastikan bahwa jaring mereka tidak cepat lapuk akibat kelembaban atau kusut karena penyimpanan yang tidak tepat.

Turus: Kearifan Lokal yang Bertahan di Tengah Modernisasi

Keberadaan turus di pesisir Laut Surabaya bukanlah hal baru. Para nelayan telah menggunakan metode ini selama bertahun-tahun sebagai bagian dari tradisi lokal dalam menangani alat tangkap mereka.

“Turus ini sudah ada sejak lama, sejak puluhan tahun warisan dari nenek moyang. Kami menggantung jaring di sini setelah melaut supaya tidak berjamur dan lebih awet,” ujar Mas Ud, seorang nelayan asal Nambangan, Bulak.

Namun, seiring dengan modernisasi dalam sektor perikanan, penggunaan turus mulai tergeser oleh teknologi penyimpanan yang lebih praktis. Meski begitu, sebagian besar nelayan tradisional masih mempertahankan sistem ini karena lebih ekonomis dan ramah lingkungan.

Potensi Ancaman bagi Ekosistem Laut

Meskipun bermanfaat bagi nelayan, turus juga memiliki potensi dampak terhadap lingkungan laut jika tidak dikelola dengan baik. Struktur yang dibuat dari kayu atau bambu bisa mengalami pelapukan dan meninggalkan limbah di perairan. Selain itu, jika jumlahnya terlalu banyak, turus bisa mengganggu aliran air dan habitat biota laut di sekitarnya.

Para pakar lingkungan menyarankan agar penggunaan turus tetap diatur dengan baik dan menggunakan bahan yang tidak merusak ekosistem, seperti bambu ramah lingkungan atau bahan tahan lama yang tidak mencemari laut. [asg/ian]