Diskatan Kuningan gencarkan Gerdal OPT jaga produktivitas padi

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat,p menggencarkan Gerakan Pengendalian ...

Diskatan Kuningan gencarkan Gerdal OPT jaga produktivitas padi
Jenis OPT yang menjadi fokus pengendalian yakni penyakit blas, bacterial leaf blight (BLB) atau kresek, serta hama seperti penggerek batang, wereng coklat, wereng hijau (tungro), tikus, hama putih palsu (HPP) dan ulat grayak,

Kuningan (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat,p menggencarkan Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (Gerdal OPT) di daerahnya guna menjaga dan meningkatkan produktivitas padi pada 2025.

“Sejak awal 2025, kami telah melaksanakan 25 kali Gerdal OPT berdasarkan hasil pemantauan Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) serta laporan dari Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat,” kata Kepala Diskatan Kuningan Wahyu Hidayah di Kuningan, Minggu.

Ia menjelaskan, program ini dilaksanakan di beberapa lokasi seperti pada lahan seluas 20 hektare milik kelompok tani (poktan) di Kecamatan Kalimanggis dan Cilebak, serta lahan 8 hektare milik poktan di Cibeureum.

Wahyu mengatakan, pelaksanaan program ini bertujuan mengendalikan hama maupun penyakit tanaman, yang berpotensi mengancam produktivitas pertanian terutama komoditas padi.

Menurutnya, pengendalian OPT dilakukan secara terpadu dengan melibatkan petugas proteksi tanaman, penyuluh pertanian, petugas POPT serta para petani.

Pada program ini, lanjutnya, ada beberapa metode pengendalian yang diterapkan seperti penggunaan agen hayati, penyemprotan pestisida ramah lingkungan, serta pemberdayaan petani dalam menerapkan teknik budi daya yang dapat mengurangi risiko serangan hama.

“Jenis OPT yang menjadi fokus pengendalian yakni penyakit blas, bacterial leaf blight (BLB) atau kresek, serta hama seperti penggerek batang, wereng coklat, wereng hijau (tungro), tikus, hama putih palsu (HPP) dan ulat grayak,” ujarnya.

Dia menuturkan, pengendalian OPT saat ini difokuskan pada pencegahan penyakit blas dan kresek pada tanaman padi, yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae.

Wahyu mengatakan, penyakit ini sering muncul akibat genangan air yang membuat tanah mudah terinfeksi jamur maupun bakteri, sehingga daun padi menguning dan akhirnya mati. Oleh karena itu pengendalian harus dilakukan sejak awal.

Diskatan Kuningan berharap gerakan ini dapat meningkatkan kesadaran petani dalam menerapkan pengendalian hama yang tepat guna, sehingga produktivitas pertanian di daerahnya tetap terjaga dan hasil panen meningkat.

“Kami berkomitmen membantu petani dalam mengatasi serangan hama dan penyakit agar produksi pertanian tetap optimal serta mendukung ketahanan pangan daerah,” ucap dia.

Sebelumnya, Diskatan Kuningan mencatat produksi padi pada 2024 di daerahnya mencapai lebih dari 353.146 ton dengan tingkat produktivitas lahan sawah rata-rata sebesar 62,03 kuintal per hektare.

Adapun luas tanam dan panen padi pada tahun tersebut mencapai 56.929 hektare.

Pewarta: Fathnur Rohman
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025