Israel Akan Bebaskan 737 Tahanan di Fase Pertama Gencatan Senjata, Termasuk Zakaria Zubeidi
Israel mengumumkan akan membebaskan 737 tahanan Palestina, termasuk Zakaria Zubeidi sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah mengumumkan akan membebaskan 737 tahanan sebagai bagian dari kesepakatan dengan .
Kementerian Kehakiman menerbitkan daftar tahanan yang akan dibebaskan dalam tahap pertama dari pertukaran tahanan ini.
Di antara mereka yang akan dibebaskan adalah sejumlah tawanan berprofil tinggi, termasuk Zakaria Zubeidi, mantan komandan Brigade Syuhada Al-Aqsa milik Fatah di Jenin.
Zubeidi terkenal sebagai salah satu individu yang paling dicari oleh selama beberapa tahun terakhir.
Ia juga merupakan salah satu dari enam tahanan yang melarikan diri dari Penjara Gilboa pada 2021.
Selain Zubeidi, Mahmoud Atallah yang menjalani hukuman seumur hidup ditambah 15 tahun penjara karena membunuh seorang wanita yang diduga bekerja sama dengan , juga akan dibebaskan.
Nama lain yang termasuk dalam daftar adalah Ahmed Barghouti, seorang kerabat dekat , yang saat ini menjalani hukuman seumur hidup, dikutip dari Jerusalem Post.
Ahmed ditangkap bersama Marwan di Ramallah pada tahun 2002.
Dia bertanggung jawab atas penyediaan senjata bagi Brigade Martir al-Aqsa, yang terlibat dalam serangkaian serangan mematikan, termasuk pengeboman di Tel Aviv dan serangan lainnya yang menewaskan serta melukai warga .
Wael Qassem dan Wisam Abbasi, anggota "Sel Silwan" Hamas, juga termasuk dalam daftar tahanan yang akan dibebaskan.
Baca juga:
Mereka terlibat dalam serangan-serangan teror yang menyebabkan banyak korban, termasuk pengeboman di Café Moment, Yerusalem dan beberapa serangan lainnya pada awal 2000-an.
Kementerian Kehakiman mengonfirmasi, pembebasan tahanan ini tidak akan dilakukan sebelum pukul 16.00 waktu setempat pada Minggu (19/1/2025).
Keputusan untuk membebaskan para tahanan ini tidak berjalan tanpa kontroversi.
Dalam rapat kabinet, beberapa menteri mengungkapkan kekhawatiran mereka mengenai dampak dari pembebasan sejumlah besar tahanan, terutama yang terlibat dalam serangan mematikan.