Kelompok pertama warga Palestina yang terluka menuju ke Mesir
Kelompok pertama pasien dan warga Palestina yang terluka meninggalkan Jalur Gaza melalui perbatasan Rafah pada Sabtu ...
Gaza (ANTARA) - Kelompok pertama pasien dan warga Palestina yang terluka meninggalkan Jalur Gaza melalui perbatasan Rafah pada Sabtu (1/2) untuk menjalani perawatan medis di Mesir.
Keberangkatan mereka menandai hari pertama pembukaan perbatasan Rafah sesuai dengan perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku pada 19 Januari.
Menurut koresponden Anadolu, bus dan ambulans yang membawa orang-orang terluka, pasien, serta pendamping mereka meninggalkan perbatasan Rafah di sisi Palestina menuju sisi Mesir.
Saluran berita Mesir, Al Qahera News, menyiarkan rekaman yang menunjukkan dua ambulans mengangkut dua orang yang terluka melintasi perbatasan.
Salah satu pasien menderita kekurangan imun kronis, sementara yang lainnya menjalani amputasi kaki, menurut laporan tersebut.
Sebelumnya, Mohammed Zaqout, direktur rumah sakit di Kementerian Kesehatan Gaza, mengatakan bahwa kelompok pertama tersebut terdiri dari 50 anak yang terluka dan sakit, bersama dengan 53 pendamping.
Namun, Zaqout tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai mekanisme perawatan medis mereka di rumah sakit Kementerian Kesehatan Mesir.
Menekankan bahwa jumlah pasien dalam kelompok pertama ini masih relatif kecil dibandingkan dengan jumlah yang sangat membutuhkan perawatan, ia mengatakan: “Sekitar 6.000 orang siap untuk bepergian dan sekitar 12.000 lainnya sangat membutuhkan perhatian medis.”
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Palestina mengonfirmasi perbatasan akan dibuka pada Sabtu untuk kelompok pertama warga yang terluka yang akan meninggalkan Gaza.
Perbatasan Rafah yang merupakan jalur vital untuk bantuan kemanusiaan ke Gaza, telah ditutup sejak Mei 2024 setelah serangan darat Israel di selatan Kota Rafah.
Perbatasan tersebut diawasi pasukan internasional dari Uni Eropa (UE) dan dioperasikan oleh Palestina dari Otoritas Palestina yang berbasis di Ramallah.
Pada 19 Januari, kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel mulai berlaku dengan periode awal perjanjian berlangsung selama 42 hari.
Perang genosida Israel telah menewaskan lebih dari 47.400 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta melukai lebih dari 111.000 orang sejak 7 Oktober 2023.
Sumber : Anadolu
Baca juga:
Baca juga:
Baca juga:
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025