Makan Sate Gulai, Puluhan Santri dan Warga Ponorogo Alami Gejala Keracunan

Makan Sate Gulai, Puluhan Santri dan Warga Ponorogo Alami Gejala Keracunan. ????Kasus dugaan keracunan makanan kembali terjadi di Ponorogo. Tak hanya warga di Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, insiden serupa juga dialami oleh puluhan santri di sebuah pondok pesantren (Ponpes) di Desa Belang, Kecamatan Bungkal. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp

Makan Sate Gulai, Puluhan Santri dan Warga Ponorogo Alami Gejala Keracunan

Ponorogo (beritajatim.com) – Kasus dugaan keracunan makanan kembali terjadi di Ponorogo. Tak hanya warga di Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, insiden serupa juga dialami oleh puluhan santri di sebuah pondok pesantren (Ponpes) di Desa Belang, Kecamatan Bungkal.

Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudi Hidajanto mengungkapkan bahwa, selain warga Desa Bondrang juga ada laporan gejala keracunan dari salah satu ponpes di Kecamatan Bungkal. Total ada 21 orang yang mengalami gejala keracunan di ponpes tersebut.

“Di Kecamatan Bungkal juga ada 21 orang yang mengalami kejadian yang sama dengan 46 warga Desa Bondrang,” kata Rudi, Minggu (02/02/2025).

Korban keracunan yang mayoritas santri itu, kata Rudi mengalami gejala seperti mual, pusing, serta diare. Peristiwa itu terjadi setelah penghuni ponpes itu menyantap makanan sate gulai kambing. Makanan tersebut, diketahui berasal dari penyedia catering yang sama dengan yang digunakan oleh warga Desa Bondrang.

“Jadi 2 kejadian keracunan itu, yakni di Desa Bondrang dan Desa Belang, makanannya berasal dari penyedia catering yang sama, yakni dari Kelurahan Keniten Ponorogo,” kata Rudi.

[irp posts=”1311974″ ]

Rudi menyebut bahwa pihaknya sudah melakukan pengecekan di lokasi kejadian di Kecamatan Bungkal. Pun, petugas juga sudah mengambil sampel makanan dari ponpes yang diduga membuat diare tersebut. Sampel itu, nantinya akan diuji di Laboratorium.

“Sampel makanan dari ponpes juga kita bawa untuk di uji di Laboratorium,” katanya.

Hingga kini, kepolisian belum bisa menyimpulkan bahwa kejadian tersebut merupakan kasus keracunan makanan. Selain menunggu hasil laboratorium, polisi juga akan memanggil dan memeriksa penyedia catering untuk menggali lebih dalam asal-muasal makanan yang dikonsumsi para korban.

“Penyedia catering akan kami periksa, sembari menunggu hasil dari uji Laboratorium,” tutup Rudi. [end/aje]