Komisi II DPR ingatkan pemda jaga integritas selama tahapan pilkada

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Bahtra Banong mengingatkan pemerintah daerah (pemda) untuk menjaga integritas selama ...

Komisi II DPR ingatkan pemda jaga integritas selama tahapan pilkada
“Kalau pilkada berhasil, bukan hanya bapak, ibu, yang berhasil, tetapi juga Kemendagri (Kementerian Dalam Negeri) yang di bawah komando Presiden Prabowo Subianto,”

Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi II DPR RI Bahtra Banong mengingatkan pemerintah daerah (pemda) untuk menjaga integritas selama tahapan Pilkada 2024 berlangsung

“Kalau pilkada berhasil, bukan hanya bapak, ibu, yang berhasil, tetapi juga Kemendagri (Kementerian Dalam Negeri) yang di bawah komando Presiden Prabowo Subianto,” kata Bahtra dalam rapat kerja dan rapat dengar pendapat bersama Kemendagri dan sejumlah penjabat kepala daerah, di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa.

Ia juga mengingatkan pemda untuk terus mengecek persiapan pilkada, seperti logistik maupun tempat pemungutan suara (TPS).

Selain itu, dia mengingatkan pemda untuk selalu berhati-hati usai menghadiri rapat dengan Komisi II DPR.

“Jangan sampai hari ini kita rapat, seperti Jawa Timur case-nya (kasusnya, red.), belum sampai seminggu kami rapat, sudah kejadian di Sampang (Kabupaten Sampang, Jawa Timur),” ujarnya.

Ia merujuk peristiwa pembacokan yang viral di aplikasi perpesanan maupun platform media sosial usai Komisi II DPR RI melakukan rapat dengar pendapat dengan sejumlah penjabat kepala daerah se-Jatim pada Selasa (12/11).

Video tersebut merupakan insiden pembacokan terhadap Jimmy Sugito Putra, warga Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, terjadi pada Minggu (17/11).

Jimmy merupakan saksi dari Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Sampang nomor urut 2, Slamet Junaidi-Achmad Mahfudz (Jimat Sakteh).

Insiden berdarah itu bermula ketika Calon Bupati Slamet Junaidi mengunjungi salah satu tokoh agama di Ketapang. Dia sempat diadang massa bersenjata celurit, tetapi berhasil lolos melalui jalan lain.

Para pengadang kemudian masuk ke area lokasi yang dikunjungi Slamet Junaidi. Sejumlah orang sempat cekcok mulut, hingga akhirnya terjadi penganiayaan.

Adapun korban sempat dilarikan ke RSUD Ketapang, tetapi nyawanya tidak tertolong karena mengalami perdarahan aktif akibat sabetan senjata tajam di bagian muka, punggung, dan tangan. Korban meninggal dunia pada Minggu (17/11) pukul 17.15 WIB.

Pewarta: Rio Feisal
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024