Adakah Negara Yang Menggaji Seluruh Warganya ?

Oleh : Ibnu khakim, M.HI SuaraBojonegoro.com – Debat publik ketiga pasangan calon The post Adakah Negara Yang Menggaji Seluruh Warganya ? appeared first on SuaraBojonegoro.com.

Adakah Negara Yang Menggaji Seluruh Warganya ?

Oleh : Ibnu khakim, M.HI

SuaraBojonegoro.com – Debat publik ketiga pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro Tahun 2024 yang digelar oleh KPUD Bojonegoro berlangsung seru dan penuh semangat. Masing-masing Paslon memaparkan dan menawarkan visi, misi, dan program nya, ada hal yang menarik yaitu nomor urut 1, Teguh Haryono dan Farida Hidayati, mengusung visi, misi, dan program yang mereka klaim berpihak pada rakyat yang viral dengan sebutan ‘Bojonegoro Klunthing’ yakni Program pemberian hak dari bagi hasil Migas, bantuan ini berupa pemberian Insentif dana stimulan kepada seluruh warga masyarakat Bojonegoro tak terkecuali, baik kaya atau miskin.
Program ini kemudian viral atau memang sengaja diviralkan sehingga menuai banyak perhatian dan komentar dari nitizen dan pengguna sosial media. Lepas dari ya atau tidak, terlaksana atau tidak, disepakati DPRD atau tidak jika dikemudian hari program ini akan diterapkan, pertanyaan sederhana muncul. Apakah sudah ada contoh kongrit di Indonesia atau belahan dunia yang melaksakan program tersebut atau yang identik dengan hal tersebut ? karena pada faktanya banyak program memang merupakan adopsi dan studi tiru dari pihak lain, baik dalam maupun luar negeri.
Dikutip liputan6.com (26/03/2018) ternyata pemerintah Hongkong menyatakan lebih dari sepertiga rakyat Hong Kong atau sekitar 2,8 juta jiwa penduduk yang tidak merasakan manfaat dari anggaran pemerintah akan mendapat bantuan tunai hingga 4.000 dolar Hong Kong (sekitar Rp 7 juta). Seperti dilansir dari South China Morning Post yang dikutip Senin (26/3/2018), pemerintah mempunyai kelebihan anggaran sebesar 11 miliar dolar Hong Kong, atau sekitar Rp 19,2 triliun. Skema pembagiannya dibuat dalam bentuk bantuan dana tunai bersyarat, yang disesuaikan dengan data kependudukan Wilayah Administrasi Khusus Hongkong.
Ternyata langkah pemerintah Hongkong yang membagikan uang secara cuma-cuma buat rakyatnya ini pernah juga dilakukan sejumlah negara lain, di antaranya :
Pertama, Finlandia ; Finlandia menjadi negara di Eropa pertama yang memberi gaji pokok bulanan sebesar Rp 7,8 juta bagi para pengangguran. Kebijakan ini disebut sebagai cara pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
Kedua Swedia ; Mungkin karena sudah terlalu makmur, Swedia merencanakan akan menggulirkan sebuah aturan unik yang bikin orang-orang sedunia iri. Pemerintah negara ini konon bakal memberikan tunjangan kepada semua rakyatnya. Baik yang pengangguran atau pun yang tidak akan kebagian uang tunjangan. Tak tanggung-tanggung, negara ini memberikan uang yang cukup banyak bagi warganya.
Pemerintah Swedia bisa memberikan uang sekitar Rp 33 juta per bulan kepada masing-masing penduduk dewasa. Sementara untuk anak-anak, akan diberikan uang sebesar Rp 1,9 juta per minggunya.
Ketiga, Irlandia ; Di negara-negara Eropa rata-rata memang memberikan tunjangan bagi pengangguran. Namun, di Irlandia seorang pengangguran bisa mengklaim uang tunjangannya tanpa syarat.
Jumlah tunjangan yang diberikan mungkin dianggap tidak besar. Namun, uang tersebut bisa untuk menghidupi diri sendiri. Per bulannya, para pengangguran akan mendapat uang tunjangan sekitar Rp 3 juta hingga Rp 12 juta. Tunjangan ini tak hanya untuk diri sendiri, bagi mereka yang punya anak, pemerintah akan menambahkan uang tunjangan hingga 2 juta.
Ke_empat, Italia ; Italia merupakan kota yang penuh sejarah dan budaya, namun pemerintah Negara Menara Pisa ini rupanya sangat peduli dengan kebudayaan yang ditinggalkan leluhurnya. Menurut mereka, kebudayaan yang sudah ada ini wajib dijaga oleh generasi muda mereka.
Untuk menjaga budaya leluhur, pemerintah akan melakukan apa saja meski harus merogoh kocek besar. Karenanya, pemerintah Italia kemudian membuat peraturan untuk memberikan warganya yang berusia 18 ‘uang jajan’ untuk melestarikan budaya mereka.
Dilansir dari The Independent, Rabu (24/8), uang tersebut dapat digunakan untuk membeli buku-buku yang bisa meningkatkan wawasan akan kebudayaan di sana. Tak hanya untuk membeli buku, uang sebanyak 500 € (setara Rp 7,4 juta) itu bisa juga dipakai untuk menonton film, konser musik dan lain sebagainya. Wakil Parlemen disana mempercayai dana yang diberikan pemerintah akan dibelanjakan dengan baik oleh para remaja ini.
Sedangkan di Indonesia, karena mungkin faktor undang-undang dan regulasi, belum ada yang menerapkan program sebagaimana wacana di Bojonegoro, bahkan di daerah-daerah dengan APBD tertinggi se_Indonesia seperti Pemkot Surabaya (10,9 T), Kota Medan (11,3 T), Kab. Kutai Kertanegara (14,3 T) dan Bojonegoro sendiri (8,2 T) juga belum pernah melaksankan semacam program tersebut.
Debat dan kampanye memang arena bebas untuk menyampaikan ide dan gagasan, namun lebih dari itu jangan sampai ide dan gagasan hanya untuk membuat Paslon viral dan menjadi pusat perhatian, lebih dari itu pesta demokrasi dan tahapannya adalah mendidik dan mencerdaskan masyarakat, agar optimis dan semangat dalam bingkai rasional, akal sehat, dan wajar, janganlah ide dan gagasan Paslon menciderai akal dan nurani rakyat.

*) Penulis _Ibnu Khakim, MHI, _Intelektual Muda dan Instruktur NU, Dosen dan Pengasuh Pesantren Salafiyah Raudlatul Muslimin yang berdomisili Desa Sumberarum Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro.