Nasihat UAS untuk Penunda Shalat
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Betapa istimewa kedudukan shalat. Ibadah tersebut menempati urutan kedua dalam Rukun Islam, yakni setelah pernyataan syahadat "Tiada zat yang berhak disembah selain Allah; Nabi Muhammad adalah...
Ustaz Abdul Somad.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Betapa istimewa kedudukan shalat. Ibadah tersebut menempati urutan kedua dalam Rukun Islam, yakni setelah pernyataan syahadat "Tiada zat yang berhak disembah selain Allah; Nabi Muhammad adalah utusan Allah."
Rasulullah SAW telah mengingatkan, "Jagalah shalat lima waktumu, karena pada Hari Kiamat, Allah akan memanggil para hamba-Nya, dan pertanyaan pertama yang akan Dia ajukan kepadanya adalah shalat. Jika (shalat) dilakukan secara sempurna, maka (dia akan masuk surga) dan jika tidak, maka dia akan dilempar ke neraka."
اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنۡهٰى عَنِ الۡفَحۡشَآءِ وَالۡمُنۡكَرِؕ
"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar" (QS al-Ankabut: 45).
Namun, sering kali aktivitas sehari-hari melalaikan seorang Muslim dari mengerjakan shalat secara baik.
Misalnya, seorang pegawai lebih mementingkan selesainya suatu pekerjaan daripada menegakkan shalat di awal waktu. Bahkan, tidak hanya menjadi penunda shalat. Ibadah wajib itu mungkin ditinggalkannya sama sekali dengan alasan-alasan yang tidak dibenarkan hukum syariat.
Menurut Ustaz Abdul Somad, orang-orang yang melalaikan shalat sungguh merugi. Sebab, hidup tidak hanya di dunia, tetapi juga kelak di akhirat.
Malahan, kehidupan yang belakangan itu jauh lebih pantas dipikirkan. Seseorang mesti mempersiapkan bekal sebaik-baiknya untuk menghadapinya. Amalan shalat merupakan bekal yang wajib dibawa setiap orang yang beriman.
"Jangan kau lupakan akhirat," kata Ustaz Abdul Somad (UAS), seperti dikutip dari Pusat Data Republika.
Apa pun peran yang dijalani di dunia, lanjut dia, setiap orang hendaknya tidak melupakan hakikat diri manusia sebagai hamba Allah.
Loading...