Istanbul (ANTARA) - Para menteri kesehatan dan pakar dunia
berkumpul di Arab Saudi untuk membahas upaya menangani resistensi
antimikroba (
antimicrobial resistance/AMR) yang
merenggut 1,4 juta jiwa setiap tahunnya.Dalam konferensi tingkat
menteri di Jeddah pada 14-16 November, mereka memperingatkan
bahwa angka itu bisa melonjak menjadi 39 juta jiwa pada 2050 jika
tidak ada tindakan segera.“AMR mengancam masyarakat dari segala
usia, berdampak pada kesehatan manusia, hewan, tumbuhan,
lingkungan, dan ketahanan pangan," kata Menteri Kesehatan Saudi
Fahad Al-Jalajel dalam pidato pembukaannya."Agar berhasil
mengatasi AMR, kita harus mengadopsi pendekatan
One
Health komprehensif yang secara sistematis mengatasi
rintangan penghambat kemajuan," ujarnya, menambahkan.Pertemuan
itu juga menjadi platform bagi Arab Saudi untuk mengumumkan tiga
inisiatif baru terkait AMR untuk
menangani masalah-masalah mendesak dalam jangka waktu yang
jelas.Asisten Menteri Kesehatan Saudi Dr Mohammed bin Khalid
Al-Abd Al-Aali menyoroti pendekatan
One Health, yang
mengintegrasikan berbagai sektor seperti kesehatan manusia,
kesehatan hewan, pertanian, dan lingkungan.Dia mengatakan para
pemimpin negara berbagi ide dan menangani isu-isu AMR yang
rumit tersebut.Sementara itu, Direktur Jenderal Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus
memperingatkan ancaman yang ditimbulkan oleh AMR."Resistensi
antimikroba bukanlah risiko di masa depan," kata dia. "Kondisi
itu sudah terjadi di sini dan saat ini."Dia menambahkan bahwa
AMR membuat banyak antibiotik dan obat-obatan lain menjadi
kurang efektif dan membuat infeksi biasa menjadi lebih sulit
diobati atau jadi mematikan.Menurut Direktur Regional WHO untuk
Mediterania Timur Dr Hanan Balkhy, upaya yang efektif bisa
menghemat biaya perawatan kesehatan hingga 99 miliar dolar AS
(sekitar Rp1.570 triliun) per tahun pada 2025.Upaya itu juga
berpotensi meningkatkan ekonomi global sebesar 990 miliar dolar
AS pada 2050.Namun, dia menekankan bahwa pengembangan antibiotik
baru membutuhkan waktu sekitar satu dasawarsa dan biaya 1,2
miliar dolar AS, padahal resistensi bakteri bisa membuat
antibiotik itu tidak efektif hanya dalam dua tahun.Sumber:
Anadolu
Baca juga:
Baca juga:
Penerjemah: Yashinta Difa
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024