KSOP Labuan Bajo imbau nakhoda kapal waspadai cuaca ekstrem
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengimbau para ...
Labuan Bajo (ANTARA) - Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengimbau para nakhoda kapal agar mewaspadai potensi cuaca ekstrem di wilayah perairan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.
"Kami telah mengeluarkan petunjuk teknis tentang peningkatan kewaspadaan awak kapal dalam mencegah kapal larat dan atau hanyut pada situasi labuh jangkar guna mencegah terjadinya kecelakaan kapal serta antisipasi perubahan cuaca ekstrem," kata Kepala Seksi Status Hukum dan Sertifikasi Kapal KSOP Labuan Bajo Slamet Pujianta, di Labuan Bajo, Sabtu (18/1).
Menurut dia, imbauan mewaspadai potensi cuaca ekstrem tersebut telah disampaikan kepada para nakhoda serta seluruh keagenan kapal dan operator kapal di daerah itu.
Ia juga menjelaskan petunjuk teknis itu dibuat dengan memperhatikan Surat Edaran Dirjen Perhubungan Laut. Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai Nomor SE-DJPL 55 Tahun 2024 Tanggal 20 Desember 2024 tentang Peningkatan Kewaspadaan Awak Kapal Dalam Mencegah Kapal Larat dan atau Hanyut Pada Situasi Labuh Jangkar Guna Mencegah Terjadinya Kecelakaan Kapal.
Baca juga:
Keagenan kapal, operator kapal, dan khususnya nakhoda diminta agar awak kapal tetap dalam kondisi dinas jaga sesuai pengaturan jadwal jaga pada saat kapal berlayar dan berlabuh guna memonitor pergerakan kapal.
"Permesinan kapal agar dapat selalu digunakan dalam kondisi prima, baik saat operasional normal maupun dalam kondisi dibutuhkan pengoperasian secara tiba-tiba atau mendadak," katanya.
Selain itu, perwira jaga juga diminta untuk tetap berada di anjungan guna memantau pergerakan kapal dan atau pergerakan kapal lain baik secara visual maupun melalui instrumen kenavigasian nautis dan teknis serta siap sedia memberi perintah kepada anak buah kapal dalam hal dibutuhkan olah gerak segera.
"Perwira jaga agar selalu melakukan pemantauan kondisi cuaca aktual secara berkala terhadap publikasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dan tidak diperkenankan meninggalkan kapal tanpa pengawasan, terlebih dalam situasi cuaca dalam kurang baik," katanya.
Baca juga:
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau nelayan dan pelaku pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), agar meningkatkan kesiapsiagaan dan mewaspadai potensi gelombang tinggi di wilayah perairan laut Labuan Bajo.
"Kondisi perairan di Selat Sape yang menjadi wilayah dari Taman Nasional Komodo, diprakirakan ketinggian gelombang berkisar antara 1,25 meter hingga 2,5 meter," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Seran.
Ia menambahkan bahwa dalam kondisi cuaca buruk ketinggian gelombang itu dapat meningkat hingga dua kali lipat dari yang diprakirakan.
"Dengan kondisi ini, para pelaku kegiatan di laut, seperti nelayan, operator wisata bahari, dan pengguna transportasi laut diimbau agar terus memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG sebelum melakukan aktivitas di laut," ujarnya.
Baca juga:
Ia meminta sebisa mungkin nelayan, operator wisata bahari, dan pengguna transportasi laut menghindari pelayaran di wilayah dengan potensi gelombang tinggi, terutama jika peringatan cuaca buruk telah dikeluarkan.
"Diharapkan untuk selalu mengecek kesiapan alat keselamatan, seperti pelampung dan alat komunikasi darurat sebelum berlayar dan bila perlu menunda perjalanan laut jika kondisi cuaca semakin memburuk," katanya.
Pewarta: Gecio Viana
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025