Xi Jinping dan Trump Sepakat Bangun Hubungan Baru Cina-AS

Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump, sepakat untuk memulai hubungan baru antara kedua negara dari awal, menjelang pelantikan Trump.

Xi Jinping dan Trump Sepakat Bangun Hubungan Baru Cina-AS

Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump, sepakat untuk memulai hubungan baru antara kedua negara dari awal, menjelang pelantikan Trump.

Kesepakatan ini dicapai dalam pembicaraan melalui panggilan telepon yang berlangsung pada Jumat (17/1) malam. Dalam keterangan tertulis dari Kementerian Luar Negeri Cina, disebutkan bahwa Trump yang terlebih dahulu menelepon Xi.

"Presiden Xi menyatakan kesiapannya untuk mengamankan kemajuan yang lebih besar dalam hubungan Cina-AS dari titik awal yang baru," kata Kementerian Luar Negeri Cina, dikutip Antara, Minggu (19/1).

Presiden Xi pun mengucapkan selamat kepada Trump atas terpilihnya kembali Trump sebagai Presiden AS. Presiden Xi mencatat keduanya sangat mementingkan interaksi mereka dan sama-sama berharap hubungan Cina-AS akan dimulai dengan baik selama masa jabatan presiden AS yang baru.

"Presiden Xi menekankan bahwa sebagai dua negara besar, Cina dan AS sama-sama sedang mengejar mimpi masing-masing, dan keduanya berkomitmen untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi rakyat mereka," jelas Kemenlu Cina.

Mengingat kepentingan bersama yang besar dan ruang kerja sama yang luas antara kedua negara, Cina dan AS dapat menjadi mitra dan sahabat, berkontribusi pada keberhasilan satu sama lain, dan memajukan kemakmuran bersama demi kebaikan kedua negara dan seluruh dunia.

Presiden Xi juga menekankan bahwa wajar jika dua negara besar dengan kondisi nasional yang berbeda memiliki sejumlah perbedaan pendapat.

"Yang penting adalah saling menghormati kepentingan utama masing-masing, dan menemukan solusi yang tepat, misalnya soal Taiwan merupakan kedaulatan dan integritas teritorial Cina, AS perlu mendekatinya dengan hati-hati," ungkap Presiden Xi.

Sedangkan soal hubungan ekonomi bilateral, pada dasarnya hubungan Cina-AS dapat saling menguntungkan.

"Konfrontasi dan konflik seharusnya tidak menjadi pilihan bagi kedua negara. Kedua negara harus mengikuti prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, kerja sama yang saling menguntungkan, bekerja sama lebih erat, melakukan lebih banyak hal besar, praktis, dan baik yang menguntungkan kedua negara dan dunia," kata Presiden Xi.

Presiden Xi juga menegaskan agar kedua negara saling menjaga agar dua kapal raksasa Cina dan AS terus berlayar maju di sepanjang rute pembangunan yang sehat dan berkelanjutan.

Sedangkan Trump dalam keterangan tertulis itu menyampaikan terima kasihnya kepada Presiden Xi atas ucapan selamatnya dan mengatakan bahwa ia menghargai hubungan yang baik dengan Presiden Xi.

Trump juga berharap mereka akan terus berbicara satu sama lain, dan berharap dapat segera bertemu dengan Presiden Xi.

"Sebagai negara terpenting di dunia, AS dan Cina harus menjalin hubungan baik selama bertahun-tahun dan seterusnya serta bekerja sama untuk perdamaian dunia," ungkap Trump.

Kedua pemimpin juga bertukar pandangan tentang krisis Ukraina, konflik Palestina-Israel, dan berbagai isu internasional dan regional utama lainnya yang menjadi kepentingan bersama.

Presiden Xi dan Trump juga sepakat untuk membentuk saluran komunikasi strategis guna terus berkomunikasi secara berkala tentang berbagai isu utama yang menjadi kepentingan bersama.

Sedangkan Trump dalam akun media sosialnya @TrumpDailyPosts juga menyampaikan isi pembicaraannya dengan Xi Jinping.

"Panggilan telepon itu sangat baik bagi Cina dan AS. Harapan saya adalah kami akan memecahkan banyak masalah bersama, dan memulainya segera. Kami membahas perimbangan perdagangan, fentanyl, TikTok, dan banyak topik lainnya. Presiden Xi dan saya akan melakukan segala yang mungkin untuk membuat dunia lebih damai dan aman!" kata Trump.

Terkait TikTok, Donald Trump dilaporkan sedang mempertimbangkan perintah eksekutif yang dapat menunda pemberlakuan larangan tersebut, memberikan waktu untuk penjualan potensial atau solusi alternatif.

Langkah itu dilakukan di tengah tenggat waktu larangan TikTok yang semakin dekat pada 19 Januari 2025 sebelum Mahkamah Agung AS memutuskan apakah akan melarang penggunaan TikTok di AS bila pemilik media sosial tersebut, perusahaan teknologi Cina, ByteDance, tidak menjual sebagian sahamnya (divestasi) ke pihak di luar Cina.

Trump sendiri akan dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47, pada Senin (20/01). James David Vance juga bakal mengambil sumpah jabatan sebagai wakil presiden AS pada hari yang sama.