Masjid Hingga Asrama Pesantren Al Khairiyah Terendam, Ini Penyebab Banjir Besar Cirebon
REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Banjir menerjang delapan desa yang tersebar di lima kecamatan di Kabupaten Cirebon pada Jumat (17/1/2025) malam. Lima kecamatan tersebut yakni Weru, Tengahtani, Sumber, Beber, dan Talun. Salah...
REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Banjir menerjang delapan desa yang tersebar di lima kecamatan di Kabupaten Cirebon pada Jumat (17/1/2025) malam. Lima kecamatan tersebut yakni Weru, Tengahtani, Sumber, Beber, dan Talun. Salah satu lokasi banjir terparah adalah di Pondok Pesantren Al Khairiyah, Kelurahan Watubelah, Sumber, Cirebon.
Pimpinan Pondok Pesantren Al Khairiyah, Habib Miqdad, mengatakan, banjir telah merobohkan tiga gerbang serta merendam masjid, kantor, dan asrama santri. Selain itu, rumah dinas guru di pesantrennya juga tak luput dari terjangan banjir tersebut.
Meski demikian, Habib Miqdad memastikan tidak ada korban jiwa maupun luka dari kalangan santri di pesantrennya. “Alhamdulillah, tidak ada santri yang terluka,” ucap Habib Miqdad, Sabtu (18/1/2025).
Habib Miqdad mengaku tidak menyangka pondok pesantren yang dipimpinnya itu akan mengalami banjir besar. Apalagi, banjir datang secara tiba-tiba. Ia menyatakan, akibat terdampak banjir yang cukup parah itu, maka pembelajaran di pondok pesantren untuk sementara dihentikan. Hal tersebut sampai proses pembenahan selesai.
“Kami berharap dengan bantuan pemerintah, proses belajar mengajar bisa segera dilanjutkan,” tutur Habib Miqdad.
Penjabat Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya, didampingi unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Cirebon pun meninjau langsung Pondok Pesantren Al-Khairiyah pascabanjir. Menurut Wahyu, banjir di Kabupaten Cirebon disebabkan oleh penyempitan sungai di beberapa titik.
Untuk itu, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat untuk melakukan normalisasi sungai. “Kami sudah berkomunikasi dengan BBWS. Penanganan awal sudah dilakukan di Sungai Cisanggarung dan Ciberes. Untuk titik baru ini, kami akan segera menurunkan alat berat agar masalah tidak berulang,” jelas Wahyu.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Sophi Zulfia, berharap pemerintah pusat dan provinsi dapat memberikan perhatian lebih untuk menangani masalah banjir ini. Sophi mengatakan, awalnya penanganan banjir fokus pada wilayah Cirebon timur karena menjadi salah satu wilayah langganan banjir.
“Tapi ternyata yang parah justru di sini. Semoga ada komunikasi lebih lanjut dengan pemerintah pusat untuk penanganan yang lebih baik,” ujar Sophi.