Mbah Hosen, Sang Legenda Tribun Madura United yang Tak Lekang oleh Waktu
Mbah Hosen, Sang Legenda Tribun Madura United yang Tak Lekang oleh Waktu. ????Mbah Hosen, suporter setia Madura United berusia lebih dari 80 tahun, tetap hadir di tribun mendukung Laskar Sape Kerrab. Kisah loyalitasnya menjadi inspirasi bagi suporter Madura Bersatu. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
Pamekasan (beritajatim.com) – Di antara hiruk-pikuk sepak bola Indonesia, ada satu sosok yang tak pernah absen dari tribun Madura United. Dialah Mbah Hosen, seorang pria renta yang tetap setia mengibarkan semangat di setiap laga Laskar Sape Kerrab. Dalam usianya yang telah lebih dari 80 tahun, Mbah Hosen tidak hanya sekadar suporter, tetapi sebuah legenda hidup bagi Madura Bersatu.
Di bawah terik matahari atau rintik hujan, ia selalu tampak di antara suporter lain. Tubuhnya mungkin telah renta, tetapi semangatnya tetap menyala seperti pemuda yang baru pertama kali jatuh cinta pada sepak bola. Ia berdiri tegak di tribun Stadion Gelora Bangkalan (SGB) atau Stadion Gelora Madura Rato Pemelingan, dengan sorak-sorai khasnya, memberi dukungan bagi tim kesayangannya.
Kesetiaan Mbah Hosen terhadap Madura United tidak mengenal batas. Ia tak hanya mendukung saat laga kandang, tetapi juga saat tim berlaga di luar Madura. Jika dulu aturan mengizinkan suporter tamu untuk hadir di stadion, Mbah Hosen adalah salah satu yang paling bersemangat. Bahkan, ketika ia tak diizinkan berangkat, hatinya mendongkol. “Engkok ghun adukungah Madura (United), male suporter senang, pole dhaddi contoh ka suporter Indonesia,” ungkapnya suatu waktu. (Kami cuma ingin memberi dukungan kepada Madura United, sekaligus memberikan hiburan kepada suporter, jadi contoh kepada seluruh suporter di Indonesia).
Sebagai pecinta sepak bola sejati, Mbah Hosen telah lebih dulu jatuh hati kepada Persepam, tim kebanggaan Pamekasan yang kini bertarung di Liga 4 PSSI Jatim. Namun, ketika Madura United lahir, cintanya beralih tanpa mengurangi loyalitasnya. Kini, setiap laga menjadi bagian dari hidupnya, setiap nyanyian suporter adalah lagu yang mengalun dalam jiwanya.
Dedikasinya justru semakin terlihat ketika Madura United tengah terseok-seok di Liga 1 musim 2024-2025. Di saat suporter lain mulai enggan datang karena performa tim yang menurun, Mbah Hosen tetap berada di tribun, menari, bersorak, dan menularkan semangat kepada siapa pun yang melihatnya. Keberadaannya bahkan sering menjadi sorotan komentator televisi yang kagum akan loyalitasnya.
Menyadari kondisi dukungan yang merosot, manajemen Madura United berupaya menarik kembali animo suporter dengan promo tiket spesial ‘building ticket’. Dengan satu tiket, suporter bisa mendapatkan tiga tiket laga kandang. Kebijakan ini diterapkan untuk laga melawan Persis Solo (1 Februari 2025), PSBK Biak (8 Februari 2025), dan Dewa United (15 Februari 2025). Namun, bagi Mbah Hosen, tiket hanyalah formalitas. Bagi dirinya, yang terpenting adalah hadir dan bersorak untuk Madura United.
Saat laga melawan Persis Solo dalam pekan ke-21 Liga 1, Mbah Hosen kembali membuktikan kesetiannya. Di tribun yang mulai lengang, ia tetap hadir. Sendirian? Mungkin. Namun ia tetap berdiri, melantunkan yel-yel, dan sesekali menari kecil di tribun. Energinya seakan tak habis dimakan usia.
Mbah Hosen bukan sekadar suporter. Ia adalah simbol loyalitas yang tak pudar, semangat yang tak redup, dan inspirasi bagi siapa saja yang mencintai sepak bola. Sehat selalu, Mbah! [pin/beq]