Eksplorasi Nilai Spiritual Strategi Komunikasi Pesantren, Wakil Rektor Nurul Jadid Jadi Doktor di UIN KHAS Jember

Eksplorasi Nilai Spiritual Strategi Komunikasi Pesantren, Wakil Rektor Nurul Jadid Jadi Doktor di UIN KHAS Jember. ????KH. Najiburrahman Wahid, Wakil Kepala Pesantren Nurul Jadid dan sekaligus Wakil Rektor Universitas Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, lulus ujian doktor Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis (30/1/2025). -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp

Eksplorasi Nilai Spiritual Strategi Komunikasi Pesantren, Wakil Rektor Nurul Jadid Jadi Doktor di UIN KHAS Jember

Jember (beritajatim.com) – KH. Najiburrahman Wahid, Wakil Kepala Pesantren Nurul Jadid dan sekaligus Wakil Rektor Universitas Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, lulus ujian doktor Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis (30/1/2025).

Najiburrahman meneliti dua pondok pesantren ternama di Kabupaten Probolinggo, yaitu Pondok Pesantren Nurul Qodim di Paiton dan Pondok Pesantren Darul Lughah Wal Karomah di Kraksaan. Dia mengungkapkan bahwa manajemen humas berbasis spiritual menjadi kunci penting dalam membangun citra pesantren di mata masyarakat.

“Penelitian ini, yang berlandaskan pada teori reputasi Charles J. Fombrun, mengeksplorasi penerapan nilai-nilai spiritual dalam strategi komunikasi pesantren untuk memperkuat integritas dan kredibilitas mereka,” katanya.

Menurut hasil penelitian itu, kedua pesantren tersebut menunjukkan bagaimana konsep spiritual dapat diintegrasikan dalam manajemen humas mereka. “Manajemen humas berbasis spiritual tidak hanya berfokus pada citra sosial, tetapi juga berupaya memperkuat aspek moral dan keagamaan pesantren,” katanya.

Pondok Pesantren Nurul Qodim menggabungkan pendekatan tradisional yang mengedepankan peran Kyai serta pemanfaatan media sosial dalam memperkenalkan pesantren kepada masyarakat. Sementara itu, Pondok Pesantren Darul Lughah Wal Karomah lebih fokus pada promosi, dokumentasi rutin, dan laporan keuangan yang terbuka kepada publik. Kedua pesantren ini menekankan pentingnya transparansi dan tanggung jawab sosial dalam membangun hubungan yang langgeng dengan masyarakat.

Nilai-nilai spiritual seperti kejujuran, amanah, ukhuwah Islamiyah, dan kasih sayang menjadi dasar utama dalam praktik komunikasi mereka. Hal ini tercermin dalam cara pesantren mengelola informasi, berinteraksi dengan masyarakat, dan memastikan keterlibatan aktif dalam kegiatan sosial.

“Melalui pendekatan ini, pesantren tidak hanya membangun citra positif, tetapi juga memperkuat ikatan dengan masyarakat secara spiritual dan sosial,” tambah Najiburrahman.

Salah satu temuan penting dari penelitian ini adalah konsep baru yang dikembangkan, yaitu “Panca Reputasi Pesantren”. Konsep ini meliputi lima aspek utama: integritas, keteladanan, transparansi, sinergi, dan pelayanan publik. Konsep ini diharapkan dapat menjadi pedoman dalam memperkuat identitas pesantren sekaligus menciptakan citra yang relevan dan harmonis di mata masyarakat.

Dengan hasil penelitian ini, diharapkan pondok pesantren dapat terus mengembangkan manajemen humas berbasis spiritual untuk menciptakan reputasi yang tidak hanya baik di mata masyarakat, tetapi juga sesuai dengan prinsip-prinsip keagamaan yang dijunjung tinggi oleh pesantren. [wir]