Seminar Sinau Literasi di Ponpes Al Fatah Temboro: Pesantren Sebagai Ibu Literasi

Seminar Sinau Literasi di Ponpes Al Fatah Temboro: Pesantren Sebagai Ibu Literasi. ????Seminar Sinau Literasi di Ponpes Al Fatah Temboro bahas peran pesantren sebagai ibu literasi, luncurkan perpustakaan digital, dan dorong santri jadi generasi literat -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp

Seminar Sinau Literasi di Ponpes Al Fatah Temboro: Pesantren Sebagai Ibu Literasi

Magetan (beritajatim.com) – Aula Ponpes Al Fatah Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, menjadi saksi digelarnya Seminar Sinau Literasi bertajuk “Keajaiban Tulisan: Pesantren Sebagai Ibu Literasi” pada Sabtu (1/2/2025).

Acara ini merupakan bagian dari upaya menumbuhkan ekosistem literasi di Jawa Timur, khususnya di lingkungan pesantren. Seminar ini diinisiasi oleh Iqro Semesta, PD Gerakan Pembudayaan Minat Baca (GPMB) Jawa Timur, dan PT Enam Kubuku Indonesia.

Ustaz Yusuf, penanggung jawab kegiatan, menyebut acara ini sebagai momentum bersejarah. Selain seminar, kegiatan ini juga diisi dengan peluncuran perpustakaan digital Ponpes Al Fatah Temboro untuk pertama kalinya.

“Alhamdulillah di tengah persiapan yang lumayan mepet, tapi keseriusan dan atas upaya teman-teman, dengan didukung langsung oleh kiai, serta 12 perpustakaan di masing-masing halaqoh. Acara ini dapat terlaksana,” ujarnya.

Dalam sambutannya, Ustaz Syukron, Kepala Madrasah Putri, menekankan tiga syarat utama yang harus dimiliki santri: gemar membaca, mampu menulis, dan mengajarkan ilmu kepada orang lain. “Maka kali ini pondok kedatangan dua orang yang ahli di bidang literasi, maka buat para santri, manfaatkan momentum yang baik ini untuk belajar bersama,” pesannya.

Seminar ini menghadirkan dua pembicara kompeten. Bambang Prakoso, Ketua GPMB Jatim, menegaskan bahwa pesantren adalah ‘ibunya literasi’. “Ilmuwan dan cendikiawan yang lahir dari rahim Islam begitu banyak. Contohnya, Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd. Karya tulisan mereka berdua hingga hari ini masih terus dikaji dan dijadikan rujukan di seluruh dunia,” paparnya.

Sementara itu, Aditya Akbar Hakim, penulis lintas negara dan Sekjen Iqro Semesta, menyampaikan bahwa keajaiban tulisan adalah sesuatu yang nyata. “Hidup berlimpah makna dengan tekun dan fokus lahirkan legacy karya berupa buku. Saya yakin para santri kelak akan menjadi ahli ilmu, ahli ibadah, dan melahirkan penulis sekaliber Ahmad Fuadi yang lahir dari rahim Ponpes Al Fatah Temboro,” jelasnya.

Seminar ini tidak berhenti pada pertemuan saja. Rencananya, akan ada tindak lanjut berupa pelatihan bagi tenaga perpustakaan di setiap halaqoh. Antusiasme sekitar 200 santri yang hadir menjadi bukti bahwa pesantren telah, sedang, dan akan terus menjadi penjaga serta pewaris generasi literat. Mereka adalah pribadi-pribadi yang kuat mental dan kokoh secara spiritual. [suf]