Qodari: SPPG Gagaksipat di Boyolali bisa jadi percontohan nasional 

Staf Kepresidenan RI menyebut Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Gagaksipat yang berada di Kabupaten Boyolali, Jawa ...

Qodari: SPPG Gagaksipat di Boyolali bisa jadi percontohan nasional 
Di sini ideal, pintu dibagi ada beberapa, tempat penyimpanan daging, sayur, buah dipisahkan. Peralatan masak sudah didesain sedemikian rupa, air sudah ada di atas kuali, jadi tidak perlu pakai ember

Solo (ANTARA) - Staf Kepresidenan RI menyebut Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Gagaksipat yang berada di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, bisa menjadi percontohan nasional.

Wakil Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari pada kunjungannya ke SPPG Gagaksipat, Senin, mengatakan SPPG tersebut ideal menjadi percontohan bagus bagi SPPG di seluruh Indonesia.

"Mungkin di beberapa daerah kondisinya perlu melakukan penyesuaian," katanya.

Usai mengunjungi bagian dalam dapur umum SPPG tersebut, ia melihat adanya standar yang ideal mulai dari pemisahan bahan baku hingga aliran air di dapur.

"Di sini ideal, pintu dibagi ada beberapa, tempat penyimpanan daging, sayur, buah dipisahkan. Peralatan masak sudah didesain sedemikian rupa, air sudah ada di atas kuali, jadi tidak perlu pakai ember," katanya.

Baca juga:

Ia mengatakan akumulasi pengalaman pengelola SPPG Gagaksipat Puspo Wardoyo yang sudah lama berkecimpung di bisnis kuliner tergambar di SPPG Gagaksipat tersebut.

"Nggak heran makanan yang keluar dari tempat ini berkualitas bagus, gizinya cukup, kemudian bersih. Saya lihat lantai disiapkan dengan baik, tidak ada nat, mulus, tidak ada lekukan supaya tidak ada bakteri," katanya.

Dengan demikian, lanjut dia, makanan yang diolah berstandar dan enak.

"Ini harus diingat oleh Program Makan Bergizi Gratis bahwa anak-anak bukan hanya dapat makanan, tapi juga harus enak," katanya.

Ia berharap ke depan Puspo Wardoyo bisa ikut membantu daerah lain untuk bisa menciptakan SPPG yang berstandar.

Baca juga:

"MBG ini baru diadakan di Indonesia, belajar, adaptasi, dan penyesuaian di sana. Mudah-mudahan penyesuaian lebih cepat seperti adanya Pak Puspo," katanya.

Pada kesempatan yang sama Puspo mengatakan bidang makanan merupakan sesuatu yang kompleks, sehingga harus ditangani oleh orang yang berpengalaman.

"Tidak hanya punya uang, tempat, tapi harus membangun sistem, harus dikerjakan orang yang pengalaman. Saya punya katering ada beberapa. Cabang di Jeddah sebentar lagi ada. Jadi saya tahu persis apa yang harus dilakukan," katanya.

Sebagai pihak swasta, ia mengaku ingin berpartisipasi dalam program pemerintah. "Ingin ikut membantu supaya ada kelancaran. Mudah-mudahan diterima dan bisa jadi contoh ya silahkan," katanya.

Soal kemungkinan dibukanya di daerah lain, ia masih menunggu situasi dan kondisi. "Yang pasti pemerintah sudah punya niat baik, kita songsong saja. Ini kan baru mulai, tapi termasuk cepat," katanya.

Baca juga:

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025