PM Kanada Justin Trudeau Menyerukan Warga Kanada Memboikot Produk AS, Ganti dengan Produk Kanada

Pejabat Kanada mengatakan pemerintah mereka akan mengajukan klaim ke WTO terhadap Amerika Serikat atas kenaikan tarifnya.

PM Kanada Justin Trudeau Menyerukan Warga Kanada Memboikot Produk AS, Ganti dengan Produk Kanada

Kanada akan Menantang Tarif di WTO di Tengah 'Perang Dagang'

TRIBUNNEWS.COM- Pejabat mengatakan pemerintah mereka akan mengajukan klaim ke WTO terhadap atas kenaikan tarifnya.

Kanada akan mengajukan keluhan kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terhadap tarif yang dikenakan oleh Presiden AS Donald Trump dan juga akan mencari jalan keluar berdasarkan Perjanjian AS- Meksiko -Kanada (USMCA), kata seorang pejabat pada hari Minggu.

"Pemerintah jelas menganggap tarif ini sebagai pelanggaran komitmen perdagangan yang telah diambil ," kata pejabat tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim, kepada wartawan. 

Pejabat tersebut mengutip WTO dan USMCA, yang ditandatangani Trump sendiri pada tahun 2018, sebagai jalan untuk tindakan hukum.

Sementara itu, Perdana Menteri Justin Trudeau menyerukan warga untuk memboikot produk-produk AS dan menggantinya dengan produk-produk . 

"Sekarang saatnya memilih produk-produk yang dibuat di ," katanya. "Periksa labelnya. Mari kita ambil bagian. Di mana pun kita bisa, pilihlah ."

Sengketa perdagangan ini terjadi saat Trump meningkatkan ketegangan dengan sekali lagi menyarankan agar menjadi negara bagian AS. 

Dalam sebuah pernyataan di platform Truth Social miliknya, Trump mengklaim bahwa "mensubsidi" melalui defisit perdagangannya dan berpendapat bahwa tanpa dukungan ini, "tidak akan ada lagi sebagai negara yang layak."

"Oleh karena itu, harus menjadi Negara Bagian ke-51 yang kita Sayangi," tulis Trump, sambil menegaskan bahwa langkah tersebut akan menghasilkan "pajak yang jauh lebih rendah, perlindungan militer yang jauh lebih baik bagi rakyat —DAN TANPA TARIF!"

Kenaikan tarif besar-besaran

Trump memberlakukan tarif baru pada mitra dagang utama —Kanada, Meksiko, dan China— pada hari Sabtu.

Tarif tersebut mencakup pungutan sebesar 25 persen atas sebagian besar ekspor dari dan Meksiko, dan tambahan 10% atas barang-barang Cina, di samping bea yang sudah ada. 

Langkah ini, yang dibenarkan oleh klaim keadaan darurat nasional yang terkait dengan imigrasi ilegal dan perdagangan fentanil, mengancam gangguan yang signifikan dalam berbagai industri mulai dari pertanian hingga manufaktur otomotif dan energi.