NTB mulai Gerakan Satu Desa Satu Demplot Agroferestri di Sumbawa
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memulai Gerakan Satu Desa Satu Demplot ...
Demplot Agroforestri diharapkan mampu memicu masyarakat tidak saja melakukan budi daya monokultur jagung, tetapi mulai mengolah lahan dengan pola agroforestri
Mataram (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memulai Gerakan Satu Desa Satu Demplot Agroferestri di Kabupaten Sumbawa sebagai upaya memulihkan lahan dan hutan yang rusak akibat budi daya monokultur jagung.
"Demplot Agroforestri diharapkan mampu memicu masyarakat tidak saja melakukan budi daya monokultur jagung, tetapi mulai mengolah lahan dengan pola agroforestri," kata Kepala Dinas LHK NTB Julmansyah dalam pernyataan di Mataram, Minggu.
Julmansyah yang kini menjabat sebagai Direktur Penanganan Konflik Tenurial dan Hutan Adat di Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menuturkan Program Satu Desa Satu Demplot Agroforesti di Sumbawa adalah janji yang harus dituntaskan sebagai Kepala Dinas LHK NTB sebelum pindah aktif di Kemenhut.
Program itu digagas oleh Dinas LHK NTB bersama Danrem 167 Wirabakti Brigjen Agus Bakti, BPDAS Dodokan Moyosari, PLN Peduli, Pramuka, dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa.
"Ke depan demplot itu dapat menjadi percontohan dan bahan edukasi nyata pada masyarakat agar ada perubahan kerangka berpikir dan berubah dari pertanian monokukur kebun campur atau wanatani," kata Julmansyah.
Baca juga:
Dia menyatakan invasi monokultur jagung di kawasan hutan yang berada di Pulau Sumbawa telah mengkhawatirkan. Bencana hidrometeorologi berupa banjir dan tanah longsor selalu terjadi setiap musim hujan di sana.
Selama Desember 2024 dan Januari 2025, imbuhnya, tercatat telah terjadi banjir di 15 titik Daerah Aliran Sungai (DAS) atau sub DAS di NTB.
Pola agroforestri untuk pemulihan lahan dan hutan kritis, lanjutnya, bisa menjawab dua hal secara langsung, yaitu peningkatan ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan buah dari tanaman produktif dan secara ekologi mencegah air limpasan sedimentasi serta berpotensi timbulnya mata air baru.
Pada 2 Februari 2025 Program Satu Desa Satu Demplot Agroforestri dilakukan di Desa Teluk Santong dan Desa Sepayung yang berada di Kecamatan Plampang, serta Desa Marga Karya di Kecamatan Moyo Hulu di Kabupaten Sumbawa.
Kegiatan itu direspon oleh 27 kepala desa di Kabupaten Sumbawa yang berkomitmen untuk membuat demplot agroforestri.
Baca juga:
Sebanyak 27 demplot desa tersebar di tiga Balai Kesatuan Pengelola Hutan (KPH), antara lain Balai KPH Ampang Plampang ada 15 desa, Balai KPH Batulanteh ada 8 desa, dan Balai KPH Brang Beh ada 4 desa.
"Masing-masing demplot dengan luas satu hektare, sehingga penanaman tahun ini ada sekitar 27 hektare demplot agroforestri," kata Julmansyah.
Salah satu warga Dusun Ai Boro di Desa Teluk Santong yang lahannya menjadi demplot bernama Sulaiman mengakui monokultur jagung tidak menguntungkan bagi usaha pertanian.
Sulaiman berharap dalam satu atau dua tahun ke depan ada perubahan pendapatan melalui pola budi daya jagung berbasis agroforestri tersebut.
Adapun total bibit yang tertanam pada 27 demplot kurang lebih 5.000 bibit yang tersebar di KPH ampang Plampang sebanyak 2.700 bibit, Batulanteh 1.300 bibit, dan KPH Brang Beh 1.000 bibit. Sumber bibit berasal dari BPDAS Dodokan Moyosari dengan jenis alpukat, petai, klengkeng, nangka, mangga, hingga durian.
Baca juga:
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025