Menaker: Indonesia Kekurangan Tenaga Kerja Bidang DIgital
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menyoroti kelangkaan tenaga kerja di bidang digital, terutama Big Data Specialist, Fintech Engineers, dan AI Machine Learning Specialist. Menurutnya, Indonesia masih tertinggal dalam...
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menyoroti kelangkaan tenaga kerja di bidang digital, terutama Big Data Specialist, Fintech Engineers, dan AI Machine Learning Specialist. Menurutnya, Indonesia masih tertinggal dalam mempersiapkan tenaga kerja di tiga bidang tersebut.
"Tiga keahlian itu masih langka di Indonesia. Program studi di sini pun belum banyak, kampus ingin membuka tapi kekurangan dosen pengajar. Sementara India sudah lebih dulu menyiapkan ini," kata Yassierli saat memberikan kuliah umum bertema Membangun Future Workforce Indonesia: Tren dan Tantangan Global di Institut Teknologi Sumatera (Itera), Lampung Selatan, Selasa (21/1/2025).
Ia menekankan, kelangkaan tenaga ahli ini dapat berdampak pada pergeseran pola pengiriman pekerja. "Indonesia bisa saja harus mengimpor pekerja dengan keahlian Big Data, Fintech, dan AI, sementara kita justru mengekspor Asisten Rumah Tangga dan tenaga konstruksi ke luar negeri. Ini harus segera diantisipasi," tegasnya.
Yassierli juga mendorong perguruan tinggi untuk mereformasi kurikulum agar lebih responsif terhadap kebutuhan dunia digital. Ia menilai mahasiswa perlu memiliki tidak hanya satu, tetapi tiga kompetensi utama untuk bersaing di masa depan.
"Misalnya, jika mahasiswa mengambil S1 teknik mesin, MIPA, atau arsitektur, itu baru satu kompetensi. Dua lainnya harus ditambahkan, yaitu terkait Teknologi Informasi dan people relations. Tiga kompetensi ini wajib ada jika ingin sukses, baik dalam karir maupun industri," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Yassierli turut mengingatkan beberapa pekerjaan akan tergantikan oleh teknologi di masa depan. Profesi seperti portal service clerks, bank teller, data entry clerks, hingga kasir dan petugas tiket termasuk yang berisiko hilang.
Ia juga mengajak mahasiswa untuk berpikir jauh ke depan dan menyiapkan diri menghadapi tantangan global. "Mahasiswa harus menjadi lulusan yang tidak hanya adaptif terhadap perubahan, tetapi juga mampu menciptakan inovasi," katanya.
Dengan langkah ini, Yassierli berharap Indonesia mampu mencetak tenaga kerja kompeten yang tidak hanya siap bersaing di pasar domestik tetapi juga di kancah global.