Menperin sebut manufaktur konsisten jadi tulang punggung perekonomian

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan sektor manufaktur domestik secara konsisten ...

Menperin sebut manufaktur konsisten jadi tulang punggung perekonomian
Selama ini sektor industri manufaktur terbukti berperan sebagai tulang punggung perekonomian nasional

Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan sektor manufaktur domestik secara konsisten masih menjadi sumber penyumbang tertinggi produk domestik bruto (PDB) dan tulang punggung perekonomian nasional.

“Selama ini sektor industri manufaktur terbukti berperan sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan-kebijakan strategis yang dapat mendorong peningkatan efisiensi, produktivitas, daya saing dan keberlanjutan sektor manufaktur,” kata Menperin Agus Gumiwang di Jakarta, Rabu.

Adapun kinerja positif yang telah dicatat oleh industri manufaktur sepanjang tahun 2024, yaitu capaian nilai ekspor industri pengolahan nonmigas sebesar 196,54 miliar dolar AS atau memberikan andil 74,25 persen dari total nilai ekspor nasional yang mencapai 264,70 miliar dolar AS.

Selain menjadi kontributor terbesar, nilai ekspor industri manufaktur pada tahun lalu naik 5,33 persen dibandingkan tahun 2023.

Berikutnya, realisasi investasi industri manufaktur sepanjang tahun 2024 menembus Rp721,3 triliun atau memberikan kontribusi 42,1 persen terhadap total realisasi investasi di Indonesia sebesar Rp1.714,2 triliun.

Kontribusi investasi manufaktur tahun 2024 juga menjadi yang tertinggi daripada sektor lainnya, dan naik drastis dibanding realisasi tahun 2023 yang mencapai Rp596,3 triliun.

Selain itu, Industri pengolahan nonmigas mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,75 persen sepanjang tahun 2024, dengan akumulasi pertumbuhan ekonomi pada tahun lalu yakni 5,03 persen.

Menperin menyatakan Presiden Prabowo Subianto bertekad untuk memberikan perhatian dalam upaya membangkitkan gairah usaha dari para pelaku industri di Indonesia.

“Hal ini ditandai dengan terbitnya beberapa kebijakan yang probisnis seperti perpanjangan program HGBT untuk industri,” kata dia.

Selain itu, Kemenperin masih menunggu kebijakan relaksasi impor untuk produk jadi segara dicabut. Sebab, upaya ini dinanti oleh para pelaku industri dalam negeri karena dapat menjaga pasar domestik, memacu daya saing, dan mengoptimalkan penggunaan produk lokal.

“Melalui kebijakan dan stimulus yang dapat merangsang para pelaku industri kita untuk lebih bergeliat dalam menjalankan usahanya, kami pun optimistis bahwa target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen akan tercapai,” ujarnya.

Baca juga:

Baca juga:

Baca juga:

Baca juga:

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025