Nabi Musa Memohon Nyawanya Dicabut di Palestina
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam sejarah para nabi, terdapat banyak kisah inspiratif yang penuh dengan hikmah dan pelajaran. Salah satunya adalah kisah Nabi Musa AS, yang dikenal sebagai salah satu...
![Nabi Musa Memohon Nyawanya Dicabut di Palestina](https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/016209100-1710495956-830-556.jpg)
ILUSTRASI Masjid al-Aqsha di kawasan Baitul Makdis, Palestina.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam sejarah para nabi, terdapat banyak kisah inspiratif yang penuh dengan hikmah dan pelajaran. Salah satunya adalah Musa AS, yang dikenal sebagai salah satu nabi ulul azmi. Kisah ini menggambarkan betapa besar kecintaan AS terhadap Tanah Suci di Palestina. Bahkan, saudara Harun AS itu memohon kepada Allah SWT agar diwafatkan di dekat wilayah tersebut.
Dalam sebuah hadis riwayat Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW menceritakan peristiwa menarik tentang Nabi Musa AS dan malaikat maut. Dikisahkan, malaikat maut diutus oleh Allah SWT untuk mencabut nyawa Nabi Musa AS. Namun, ketika malaikat itu datang, Nabi Musa AS tidak mengenalinya dan justru memukulnya hingga biji mata malaikat tersebut keluar. Malaikat itu pun kembali kepada Allah SWT dan mengadukan kejadian tersebut.
Allah SWT kemudian memulihkan mata malaikat maut itu dan memerintahkannya untuk kembali kepada Nabi Musa AS dengan pesan:
"Jika engkau masih ingin hidup, letakkanlah tanganmu ke punggung lembu. Sebanyak bulu yang tertutup oleh tanganmu, sebanyak itulah tahun umurmu yang akan ditambahkan."
Setelah mendengar penawaran itu, Nabi Musa AS bertanya, "Lalu apa setelah itu?"
Malaikat maut menjawab, "Kematian."
Mendengar jawaban tersebut, Nabi Musa AS memilih untuk tidak memperpanjang umurnya dan berkata, "Kalau begitu, sekarang saja."
Beliau kemudian memohon kepada Allah SWT agar diwafatkan di dekat Baitul Makdis, sedekat lemparan batu.
Rasulullah SAW dalam hadis tersebut juga menyebutkan, "Seandainya aku berada di sana, aku akan menunjukkan kepada kalian kuburnya di sisi jalan, di bawah tumpukan pasir merah." (HR. Bukhari dan Muslim).
Loading...