Nanik S Deyang: Mencetak Generasi Emas Bisa Dilakukan dengan Menyediakan Buku Bacaan untuk Anak-anak

Padahal, berdasarkan data tahun 2023, tingkat kegemaran membaca di Indonesia naik menjadi 66,77 atau naik 3,19 dari tahun 2022 yang mencapai 63,58.

Nanik S Deyang: Mencetak Generasi Emas Bisa Dilakukan dengan Menyediakan Buku Bacaan untuk Anak-anak

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia saat ini masih menghadapi tantangan minimnya buku bacaan.

Padahal, berdasarkan data tahun 2023, tingkat kegemaran membaca di Indonesia naik menjadi 66,77 atau naik 3,19 dari tahun 2022 yang mencapai 63,58.

Wakil Ketua Yayasan Gerakan Solidaritas Nasional (YGSN), mengatakan, tercukupinya kebutuhan buku menjadi salah satu solusi mencetak generasi emas.

"Melalui GSN,  Presiden Prabowo memiliki program mencetak generasi emas melalui  'asupan gizi otak' dengan memberi buku bacaan untuk -anak Indonesia," kata saat menerima bantuan buku dari Ganeca Group di Jakarta belum lama ini, dikutip Minggu (9/2/2025).

Dalam acara tersebut, Ganeca memberikan 10 ribu buku cetak yang terdiri dari 180 judul buku dan buku digital untuk tahap pertama 100 sekolah di mana untuk satu sekolah akan diberikan 1.000 akun.

Terkait bantuan buku itu, kata Nanik, untuk buku cetak akan diberikan untuk -anak tidak mampu yang di wilayahnya sulit terjangkau internet.

"Sedangkan buku dalam bentuk digital akan diberikan pada -anak yang tidak mampu di perkotaan atau yang terjangkau jaringan internet," katanya.

CEO Ganeca Group, Ketut Suardana Linggih mengatakan, buku yang diberikan ini dari berbagai penerbit dan ditulis oleh para penulis berkualitas.

"Semua buku ini adalah pengayaan untuk pengetahuan anak-anak, jadi bukan pelajaran. Ini ada buku cerita, keterampilan, dan juga berbagai ilmu pengetahuan, kalau buku-buku pelajaran mereka kan sudah dapat dari sekolah" kata Ketut.

Baca juga:

Nanik menambahkan, divisi Pendidikan YGSN tidak hanya menyalurkan buku, tapi juga ribuan paket untuk -anak sekolah, dengan menggunakan uang pribadi Presiden Prabowo Subianto.

"Seperti paket seragam, mulai dari mulai sepatu, tas, buku tulis, tumbler. Pokoknya itu satu paketnya itu tidak satu seragam nilainya Rp1,4 juta per . Ada 20 ribu siswa yang dibantu termasuk di wilayah Papua," katanya.

Dari divisi pendidikan juga menyekolahkan -anak yang tidak mampu sampai keperguruan tinggi yang memiliki talenta. 

"Kita juga mengambilkan ijazah-ijazah, membayarkan SPP mereka yang belum terbayar dan mengadakan pelatihan untuk -anak muda yang putus sekolah," katanya.

Masih menggunakan uang pribadi, Prabowo juga membelikan kacamata yang memungkinkan tuna netra bisa melihat.

"Jadi, kacamata itu dibeli dari Eropa, di Jerman. Itu untuk diberikan pada -anak supaya bisa sekolah umum, kuliah misalnya. Jumlahnya masih terbatas karena harganya masih mahal sekali satu buah kira-kira Rp65 juta," katanya.