Pernakah Berpikir, Bagaimana Nabi Sulaiman Meninggal?

REPUBLIKA.CO.ID,BAGHDAD  –Kematian Nabi Sulaiman AS baru diketahui setelah tongkat yang digunakannya bersandar rapuh dimakan rayap dan dia jatuh tersungkur ke lantai. Namum, hampir tidak seorang pun mengetahui kematian Nabi Sulaiman...

Pernakah Berpikir, Bagaimana Nabi Sulaiman Meninggal?

REPUBLIKA.CO.ID,BAGHDAD  –Kematian AS baru diketahui setelah tongkat yang digunakannya bersandar rapuh dimakan rayap dan dia jatuh tersungkur ke lantai. Namum, hampir tidak seorang pun mengetahui kematian Nabi AS, baik dari golongan jin maupun manusia.

Nabi Sulaiman AS adalah salah seorang yang memiliki mukjizat bisa berbicara dengan hewan dan memiliki pasukan baik dari golongan manusia hingga jin.

Dijelaskan dalam buku 25 Nabi Banyak Bermukjizat Sejak Adam AS hingga Muhammad SAW oleh Usman bin Affan bin Abul As bin Umayyah bin Abdu Syams, suatu hari dia memasuki mihrabnya untuk i’tikaf, ibadah, dan sholat.

Tak seorang pun berani mengganggu khalwatnya di mihrabnya. Mihrab Nabi Sulaiman AS terletak di puncak gunung dan dindingnya terbuat dari permata.

Nabi Sulaiman AS bersandar pada tongkatnya dan ia tampak tenggelam dalam tafakur.

Dia berdzikir kepada Allah hingga rasa kantuknya menguasai dirinya. Lalu, malaikat maut datang menemuinya dan dia meninggal. Dia bersandar di tongkatnya.

Setelah beberapa lama, diketahui bahwa Nabi Sulaiman meninggal dan berita itu tersebar luas. Manusia, burung, dan hewan buas mengantarkan jenazah Nabi Sulaiman AS.

Burung-burung tampak bersedih karena kehilangan seseorang yang memahami bahasa burung.

Wafatnya Nabi Sulaiman AS tidak seperti manusia biasa sehingga jenazahnya tidak dapat rusak.

Nabi Sulaiman AS wafat saat ia sedang berdiri di atas tongkatnya untuk sholat. Akibatnya, para jin pekerja yang diperintahkan Allah untuk patuh padanya, terus bekerja karena tidak tahu dia sudah wafat.

Allah berfirman dalam surat Saba ayat 14:

فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلٰى مَوْتِهٖٓ اِلَّا دَاۤبَّةُ الْاَرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَاَتَهٗ ۚفَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ اَنْ لَّوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوْا فِى الْعَذَابِ الْمُهِيْنِۗ

Fa lammā qaḍainā \'alaihil-mauta mā dallahum \'alā mautihī illā dābbatul-arḍi ta`kulu minsa`atah, fa lammā kharra tabayyanatil-jinnu al lau kānụ ya\'lamụnal-gaiba mā labiụ fil-\'ażābil-muhīn.

“Maka ketika Kami telah menetapkan kematian atasnya (Sulaiman), tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka ketika dia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentu mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan.” 

sumber : Dok Republika