Psikolog Jelaskan Dampak Media Sosial pada Kesehatan Mental

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Psikolog dari Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia Wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) Annisya Muthmainnah menyatakan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental seseorang. "Konten-konten...

Psikolog Jelaskan Dampak Media Sosial pada Kesehatan Mental

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Psikolog dari Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia Wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) Annisya Muthmainnah menyatakan bahwa penggunaan yang berlebihan dapat berdampak negatif pada seseorang.

"Konten-konten di media sosial seringkali menampilkan kehidupan yang tampak sempurna, sehingga memicu pengguna untuk membandingkan diri," ungkapnya di Samarinda, Ahad (19/1/2025).

Annisya menjelaskan bahwa salah satu dampak negatif utama dari adalah munculnya perbandingan sosial. Perbandingan sosial ini dapat berujung pada rasa rendah diri.

Annisya menambahkan bahwa ketika seseorang terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain, ia akan sulit melihat hal-hal positif dalam dirinya sendiri. "Ini dapat memicu pandangan negatif terhadap diri sendiri dan menurunkan harga diri," ucapnya.

Ia menyoroti bahwa rasa rendah diri yang muncul akibat perbandingan sosial dapat mendorong individu untuk mencari-cari kesalahan orang lain sebagai bentuk pembenaran diri. "Ini adalah mekanisme pertahanan diri yang tidak sehat," ujarnya.

Fenomena ini, menurut Annisya, terjadi di berbagai kalangan, termasuk generasi Z yang lahir dan tumbuh di era digital. Gen Z memiliki tingkat paparan media sosial yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya.

"Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap dampak negatif media sosial, termasuk perbandingan sosial dan rasa rendah diri," ungkapnya.

Annisya juga menyoroti tren penggunaan akun tambahan (second account) di media sosial. Akun tambahan, menurutnya, seringkali digunakan sebagai tempat untuk berekspresi secara anonim, menguntit akun teman, bahkan terkadang untuk menyebarkan ujaran kebencian atau komentar negatif.

"Akun tambahan bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, akun tambahan bisa menjadi ruang aman untuk berekspresi tanpa takut dihakimi. Namun, di sisi lain, akun tambahan juga bisa disalahgunakan untuk cyberbullying atau perilaku negatif lainnya," papar dia.

Untuk mencegah dampak negatif media sosial, Annisya menekankan pentingnya bijak dalam menggunakan media sosial. Batasi waktu penggunaan media sosial dan gunakan fitur-fitur yang tersedia untuk mengontrol waktu penggunaan.

"Misalnya, fitur screen time pada smartphone dapat diatur guna membantu kita memantau dan membatasi waktu penggunaan media sosial," ucapnya.

Annisya juga mengingatkan agar pengguna media sosial lebih fokus pada pengembangan diri dan menghargai keunikan diri sendiri. Ia mengajak agar jangan mudah terpengaruh dengan konten-konten di media sosial yang seringkali tidak mencerminkan kehidupan nyata.

"Kita dapat meminimalisasi dampak negatifnya dan memanfaatkan media sosial untuk hal-hal positif, seperti menjalin silaturahim, berbagi informasi dan mengembangkan kreativitas," katanya.

sumber : Antara