Alasan Hamas Belum Berikan Daftar Sandera yang Diminta Israel

Pejabat Hamas ungkap penundaan disebabkan oleh “kompleksitas” situasi di Gaza dan pemboman yang masih terjadi.

Alasan Hamas Belum Berikan Daftar Sandera yang Diminta Israel

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pejabat mengungkapkan bahwa daftar yang akan dibebaskan dalam kesepakatan akan segera diserahkan.

Namun, dia menyatakan bahwa penundaan disebabkan oleh “kompleksitas” situasi di Gaza dan pemboman yang masih terjadi.

Pejabat yang berada di Doha ini, yang turut dalam negosiasi , mengatakan kepada AFP bahwa meskipun daftar tersebut akan diberikan segera, kondisi lapangan yang terus berubah dan serangan udara menghambat proses ini.

Di sisi lain, mengungkapkan bahwa ditunda karena belum menyerahkan daftar yang diminta, dikutip dari Al Jazeera.

Iran Tegaskan Dukungan untuk Palestina

Menteri Luar Negeri Iran, , menegaskan bahwa negaranya akan terus memberikan dukungan penuh terhadap perjuangan Palestina dan perlawanan sah rakyat Palestina terhadap rezim pendudukan Zionis, dikutip dari IRNA.

Dalam panggilan telepon pada Sabtu (18/1/2025) malam, dengan Pemimpin Gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ), Ziyad al-Nakhalah, Araghchi menyampaikan bahwa dukungan Iran terhadap Palestina adalah sikap yang berprinsip dan tidak berubah.

Al-Nakhalah juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Iran atas dukungannya yang tak henti-hentinya terhadap Palestina.

Baca juga:

"Kita tidak bisa melupakan saudara-saudara kita di Republik Islam Iran, yang mendukung negara kami dengan segala yang mereka miliki," katanya.

Perjanjian Gaza yang diumumkan pada Rabu (15/1/2025).

Gencatan senjata harusnya dijadwalkan mulai berlaku pada Minggu (19/1/2025) pukul 08.30 pagi waktu setempat.

Akan tetapi, di hari yang dinantikan banyak orang, mengumumkan ditunda.

Perang -Hams di Gaza telah menewaskan 46.800 orang dan melukai lebih dari 110.450 lainnya.

UNICEF Prihatin dengan Ditundanya Gencatan Senjata

Perwakilan dari badan anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), Rosalia Bollen menyatakan bahwa penundaan adalah sebuah situasi yang sangat memilukan.

“Saya melihat anak-anak melambaikan tangan, bersorak, dan menari, namun pada saat yang sama, saya juga mendengar suara tembakan terus-menerus, suara senjata berat yang tak henti-hentinya,” kata Bollen kepada Al Jazeera, berbicara dari wilayah al-Mawasi di Gaza.