FK UB dorong penggunaan 3D printing pada bidang ortopedi

Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) mendorong penggunaan teknologi 3D printing pada bidang medis ortopedi ...

FK UB dorong penggunaan 3D printing pada bidang ortopedi

Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) mendorong penggunaan teknologi 3D printing pada bidang medis ortopedi guna meningkatkan keakuratan saat pelaksanaan proses operasi kepada pasien yang mengalami patah tulang maupun dislokasi.

Dosen ortopedi dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (UB), dr Domy Pradana Putra, Sp.OT di Kota Malang, Jawa Timur, Minggu, mengatakan teknologi 3D printing digunakan untuk mencetak tulang pasien dari hasil mengambil data CT scan.

"Jadi, kami membuat 100 persen bentuk tulang, seperti tulang anatomis pada pasien itu. Teknik dari manipulasi reduksi akan semakin tepat," kata dr Domy.

Baca juga:

Lalu, untuk penanganan kasus dislokasi tulang, cetakan tulang dari hasil 3D printing bisa mempermudah proses manuver pengembalian tulang pasien ke posisi semula.

Selain itu, meminimalisasi dampak terjadinya patah tulang saat proses reposisi tulang.

"Contoh dislokasi pada hip atau pinggul, di situ ada dome namanya acetabulum. Ketika melakukan penggeseran ke samping ini ada risiko terjadinya patah dan kembalikan pun ada risiko terjadinya patah," ujarnya.

Dia menyebut bahwa 3D printing sudah digunakan menangani beberapa pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Saiful Anwar, Kota Malang. Selain itu, metode tersebut juga telah dipublikasikan melalui jurnal ilmiah.

"Memang kalau di rumah sakit di luar negeri ada tempat workshop. Jadi, misalnya kecelakaan Senin, dokter di sana langsung membuat 3D printing dan jadinya Selasa. Di hari itu mereka diskusi lalu operasi," ucapnya.

Selain tingkat akurasi, Domy menjelaskan metode identifikasi penanganan kasus patah tulang maupun dislokasi menggunakan metode 3D printing bisa memangkas waktu pelaksanaan operasi yang dilakukan kepada pasien.

"Kurang lebih yang bisa saya lakukan ketika ada kasus, waktu terpangkasnya sekitar 30-45 menit," kata dia.

Semakin cepat operasi, akan memberikan waktu bagi pasien untuk menjalani tahapan rehabilitasi, sehingga penyembuhan akan semakin cepat.

"Saya berharap pasien itu segera bergerak, semakin bagus. Karena selama ini, kalau setelah mengalami patah tulang pasti sedikit bergerak, karena sakit sekali," ucapnya.

Baca juga:

Baca juga:

Metode 3D printing untuk pembuatan tulang yang menyesuaikan pada anatomi tubuh pasien itu telah diajarkan kepada para mahasiswa, dengan harapan ilmu ini bisa terus berkembang dan diterapkan di banyak rumah sakit.

"Tulang hasil 3D printing ada di sini, karena kelebihannya untuk pembelajaran itu lebih tahan lama dibandingkan tulang asli. Kalau tulang asli dipakai dan rusak, maka mahasiswa bisa tidak mengetahui bagian mana yang mengalami gangguan," ucapnya.

Inovasi pembuatan tulang anatomi melalui 3D printing telah dipamerkan saat Dies Natalis Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya ke-51 yang diselenggarakan di Gedung A kampus tersebut pada hari ini.

Pewarta: Ananto Pradana
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025