Pyo Clinic dan PACHE berikan layanan kesehatan gratis

Pyo Clinic dan Pyo Alliance of Community Health and Education (PACHE) memberikan layanan kesehatan dan edukasi gratis pada pada 7-8 Februari dengan melayani 426 pasien.Pendiri Pyo Clinic dan PACHE,  Dr. Howard Pyo dalam ...

Pyo Clinic dan PACHE berikan layanan kesehatan gratis

Surabaya (ANTARA) - Pyo Clinic dan Pyo Alliance of Community Health and Education (PACHE) memberikan layanan kesehatan dan edukasi gratis pada pada 7-8 Februari dengan melayani 426 pasien.

Pendiri Pyo Clinic dan PACHE, Dr. Howard Pyo dalam keterangannya di Surabaya, Minggu mengatakan sebagai penyedia layanan kesehatan yang berbasis di Fullerton, California, AS, pihaknya menawarkan perawatan medis umum dan estetika dengan pendekatan yang ramah pasien.

"Jika dalam kolaborasi ini, kami menyediakan berbagai layanan medis, seperti pemeriksaan tanda-tanda vital, skrining glaukoma. Termasuk tes darah cepat untuk kolesterol, glukosa, dan asam urat, serta 1-lead ECG untuk mendeteksi atrial fibrilasi (AFib)," katanya.

Selain itu, kata dia, juga dilakukan perhitungan Framingham Risk Score guna menilai risiko penyakit kardiovaskular pada pasien.

"Sebagai bagian dari layanan, pasien menerima obat-obatan gratis sesuai kebutuhan mereka, termasuk metformin untuk diabetes, simvastatin bagi mereka dengan risiko kardiovaskular tinggi, lisinopril untuk hipertensi, dan amoxicillin untuk infeksi seperti pneumonia dan ulkus kaki diabetik," ujarnya.

Ia menjelaskan, sejumlah diagnosis signifikan ditemukan dalam kegiatan ini termasuk tiga kasus AFib, seorang pasien diabetes dengan ulkus kaki berisiko tinggi, dan seorang perokok berat yang didiagnosis dengan COPD stadium lanjut.

"Kasus paling kompleks ini melibatkan pria berusia 70-an dengan tekanan darah sangat tinggi, kadar glukosa ekstrem, tekanan mata meningkat, serta risiko penyakit kardiovaskular sebesar 38 persen," katanya.

Chief Operating Officer (COO) dari Pyo Clinic dan PACHE Dianne A. Lukman mengatakan kegiatan ini juga mengungkap berbagai tantangan kesehatan masyarakat, seperti rendahnya kesadaran akan perawatan preventif dan ketidakpatuhan terhadap pengobatan.

Banyak pasien hanya mencari perawatan ketika kondisi mereka sudah parah atau berhenti minum obat setelah diagnosis awal.

"Merokok juga ditemukan sebagai faktor risiko utama, terutama di kalangan pria," katanya.