Rupiah Diramal Melemah karena Presiden Amerika Trump Deportasi Imigran Ilegal

Rupiah diperkirakan melemah karena Presiden Amerika Donald Trump mengeluarkan kebijakan deportasi imigran ilegal.

Rupiah Diramal Melemah karena Presiden Amerika Trump Deportasi Imigran Ilegal

diperkirakan melemah karena Presiden Amerika Donald mengeluarkan kebijakan deportasi imigran ilegal.

Dewan Ekonomi Nasional (DEN) menyampaikan dampak kebijakan deportasi imigran tidak berdokumen di Amerika Serikat (AS) dapat memicu pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Anggota DEN atau Dewan Ekonomi Nasional Chatib Basri menyampaikan langkah Presiden Amerika Donald Trump memulai deportasi imigran ilegal ke negara asal dapat mengurai tenaga kerja tidak terampil berupah rendah di AS.

Hal itu dapat memicu kenaikan biaya produksi dan menyebabkan inflasi di Amerika.

"Kalau mereka dipulangkan, maka posisinya harus digantikan oleh orang dengan tingkat upah yang lebih tinggi. Inflasi Amerika berisiko naik," ujar Chatib di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (6/2).

Peningkatan inflasi Amerika dapat membuat bank sentral The Fed menahan atau bahkan menaikkan suku bunga acuan. Suku bunga tinggi dapat mendorong investor membawa modal mereka keluar dari Indonesia dan memilih AS, karena imbal hasilnya lebih besar.

Dengan begitu, dolar AS akan menguat dan rupiah tertekan. “Itu risiko pertama yang harus dihadapi Indonesia,” ujar Chatib Basri.

Otoritas imigrasi AS telah mendeportasi lebih dari 4.000 imigran ilegal dalam pekan pertama sejak penggerebekan dimulai.

"Angka ini sungguh menakjubkan," kata Kepala Perbatasan Amerika Tom Homan dalam wawancara dengan jurnalis NewsNation pada pekan lalu (29/1).

Otoritas imigrasi Amerika berencana menambah jumlah tim penggerebekan dan deportasi. Mereka menargetkan sekitar 700 ribu imigran gelap yang memiliki catatan kriminal.