Jerman dan Jepang Bakal Gantikan Posisi AS di Dana Transisi Energi JETP

Menurut sumber-sumber yang dikutip oleh Bloomberg, para mitra JETP diperkirakan akan bertemu bulan ini atau di bulan Maret untuk membahas dampak dari penarikan diri AS dari kepemimpinan JETP.

Jerman dan Jepang Bakal Gantikan Posisi AS di Dana Transisi Energi JETP

Dana di bawah Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan (JETP) sangat penting bagi upaya Indonesian menghentikan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara. Pemerintah Jerman menyatakan mereka akan mengambil alih tanggung jawab sebagai pemimpin JETP setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menarik negaranya dari pendanaan tersebut.

Kementerian Federal untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengonfirmasi negara itu akan menjadi ketua bersama JETP bersama Jepang. Perubahan kepemimpinan ini untuk memastikan kelanjutan dana transisi energi sebesar US$ 20 miliar (Rp 326,6 triliun, kurs Rp 16.330/US$) yang dikomitmenkan kepada Indonesia.

Menurut sumber-sumber yang dikutip oleh Bloomberg, para mitra JETP diperkirakan akan bertemu bulan ini atau di bulan Maret untuk membahas dampak dari penarikan diri AS dari kepemimpinan JETP. Mereka juga akan mempertahankan komitmen pendanaan transisi energi untuk Indonesia, Vietnam, dan Afrika Selatan, yang berjumlah lebih dari US$ 45 miliar (Rp 734,85 triliun).

Sekretariat JETP Indonesia menyatakan meskipun AS telah mundur dari peran kepemimpinannya, AS akan tetap berpartisipasi dalam program JETP. Jerman akan mengambil alih posisi AS, yang berarti komitmen awal tidak akan terpengaruh.

“Minat pembiayaan AS masih ada, karena mereka dapat menjual teknologi mereka ke Indonesia. Tetapi jika pemerintah mengharapkan hibah, mungkin akan sedikit sulit karena kebijakan America First,” Fabby Tumiwa, direktur eksekutif di lembaga nirlaba penelitian energi Institute for Essential Services Reform (IESR), seperti dikutip Recessary.com, Kamis (6/2).

Dukungan Uni Eropa dan Perancis untuk Energi Hijau

Untuk mendukung perluasan energi terbarukan di Indonesia, Perancis dan Uni Eropa meluncurkan Indonesia Energy Transition Facility (IETF) pada 5 Februari. Mereka memberikan tambahan dana sebesar €14,7 juta (Rp 249,09 miliar) untuk mempercepat proses JETP.

IETF didasarkan pada program bantuan teknis selama lima tahun yang dikembangkan oleh French Development Agency (AFD). Pendanaan Uni Eropa untuk program teknis ini sebesar €10,6 juta (Rp 179,6 miliar) dari dan €4,1 juta (Rp 69,47 miliar) dari AFD.

Program ini dibagi menjadi dua komponen utama: mendukung pengembangan kebijakan energi Indonesia dan meningkatkan kapasitas badan usaha milik negara untuk mengembangkan proyek-proyek energi terbarukan.

Di antara inisiatif-inisiatif tersebut, Perusahaan Listrik Negara (PLN), diharapkan menerima €6,5 juta (Rp 110,14 miliar). Dana itu akan digunakan untuk mendukung studi kelayakan dan pengembangan teknologi bagi proyek-proyek yang berhubungan dengan energi.