SIER dorong industri perkuat komitmen penerapan budaya K3

Surabaya (ANTARA) - PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) memanfaatkan momentum bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional untuk memperkuat komitmen terhadap penerapan budaya K3.Dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Jawa Timur, Jumat, Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono, mengajak seluruh tenant dan karyawan menjadikan K3 sebagai prioritas utama.“K3 bukan hanya kewajiban administratif, tetapi juga investasi strategis. Budaya K3 yang efektif akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, sehat, dan produktif,” kata Didik.Didik yang juga menjabat Wakil Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia menyebut, SIER terus berinovasi melalui teknologi modern seperti pemantauan real-time dan aplikasi manajemen risiko digital.Selain itu, program-program seperti simulasi tanggap darurat, inspeksi peralatan kerja, dan pelatihan teknis rutin dilakukan guna memastikan kesiapan seluruh pihak terkait.Dengan tema “Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia dalam Mendukung Penerapan SMK3,” SIER menargetkan peningkatan kompetensi tenaga kerja melalui kolaborasi dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya.“Melibatkan teknologi, meningkatkan kompetensi, dan membangun budaya kerja yang sehat adalah kunci menjadikan kawasan industri SIER sebagai pusat produktivitas global,” ujar Didik.Peringatan Bulan K3 Nasional 2025 menjadi momentum penting bagi dunia industri untuk memperkuat penerapan budaya K3 demi mendukung keberlanjutan operasional dan kesejahteraan pekerja.Sebelumnya pada peringatan bulan K3 yang digelar di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Selasa (14/1/2025), Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Yassierli mengingatkan pentingnya membangun budaya kerja yang melibatkan Just Culture, Reporting Culture, dan Learning and Improving Culture.“Budaya K3 yang baik adalah budaya yang mampu menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan terus berinovasi,” ujarnya.Data dari BPJS Ketenagakerjaan mencatat lonjakan jumlah kecelakaan kerja, dari 298.137 kasus pada 2022 menjadi 370.747 kasus pada 2023.Hingga Oktober 2024, angka tersebut mencapai 356.383 kasus, mengindikasikan perlunya perhatian serius terhadap penerapan K3.