Studium Generale Fikom Unitomo Surabaya Siapkan Mahasiswa Berkualitas di Era Post-Truth
Studium Generale Fikom Unitomo Surabaya Siapkan Mahasiswa Berkualitas di Era Post-Truth. ????Fikom Unitomo Surabaya mengadakan Studium Generale bertema "Tantangan Public Relations di Era Post-Truth: Pentingnya AI & Kreativitas" di kampus setempat. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
Surabaya (beritajatim.com) – Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya mengadakan Studium Generale bertema “Tantangan Public Relations di Era Post-Truth: Pentingnya AI & Kreativitas” di kampus setempat, Rabu (13/11/2024).
CEO Mediatrust PR Lutfi Subagio menjelaskan, Era Post-Truth telah mengubah cara pandang masyarakat, di mana emosi dan keyakinan pribadi kini lebih mempengaruhi opini publik dibandingkan fakta atau data objektif.
“Hari ini, pelaku Medsos banyak yang terjangkit Syndrome Echo Chamber, yaitu kondisi dimana kita hanya mendengar apa yang kita teriakkan tanpa tahu kondisi nyata,” ungkapnya.
Lutfi juga mengingatkan mahasiswa komunikasi untuk selalu kritis terhadap apa yang mereka baca, karena pemahaman terhadap informasi di media sosial sangat penting. “Kita harus mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta siap menghadapi tantangan dunia yang terus berubah,” tambahnya.
Pada kesempatan ini, Lutfi juga menyumbangkan Dashboard Monitoring berbasis Big Data kepada Fikom Unitomo untuk meningkatkan literasi digital mahasiswa.
Sementara itu, Dosen muda Fikom Unitomo Slow Ahmadi Neja menambahkan bahwa big data dapat digunakan untuk memantau tren informasi dan membuat konten yang lebih tepat sasaran. “AI memungkinkan kita untuk lebih memahami audiens, memprediksi respons mereka, dan merancang strategi komunikasi yang lebih personal dan relevan,” ujarnya.
Neja juga mengingatkan mahasiswa Ilmu Komunikasi, terutama di bidang corporate communication atau public relations, untuk lebih hati-hati dalam memilih dan menyaring informasi yang disampaikan kepada publik. “Kita harus berhati-hati dalam memilih dan menyampaikan informasi. Pesan yang disampaikan harus tidak hanya menarik, tetapi juga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” pungkasnya. [ipl/kun]