Sumatera Selatan Uji Coba Kurikulum Pangan Lokal di 34 SMA/SMK
Potensi alam di Sumatera Selatan dianggap mendukung kurikulum Pangan Lokal.
TEMPO.CO, Palembang - Dinas Pendidikan akan menguji coba kurikulum di 34 sekolah jenjang sekolah menengah tingkat atas (SMA/SMK). Uji coba ini akan dilakukan selama satu semester, terhitung di semester ganjil.
Ketua Tim Pengembangan Kurikulum sekaligus Koordinator Pengawas SMA di Dinas Pendidikan Sumatera Selatan Muslim mengatakan, uji coba akan dimulai tepatnya pada Februari mendatang hingga Juni, dan akan dilanjutkan ke tahap selanjutnya. Pada Juni ditarget sudah dilakukan evaluasi dan finalisasi naskah modul atau bahan ajar.
"Harapan kami kedepannya akan menerima berbagai kritik dan masukan dari sekolah-sekolah, dan kami lakukan finalisasi materi, sehingga nanti bisa masuk ke uji pakar," kata Muslim kepada Tempo pada Rabu, 22 Januari 2025.
Muslim juga mengatakan, proyek pilot kurikulum bekerja sama dengan World Agroforestry atau ICRAF ini akan dimatangkan saat uji coba selama satu semester. Setelah dilakukan uji coba maka modul atau bahan ajar akan diluncurkan secara serentak. "Pada 2025-2026 akan di-launching secara serentak," kata dia.
Menurut Muslim, Kurikulum Merdeka untuk pelajaran muatan lokal telah diserahkan kepada pemerintah daerah masing-masing. Sehingga, peluang untuk memasukan Pangan Lokal sangat besar, didukung dengan potensi alam di Sumatera Selatan yang disebutnya sangat memungkinkan. "Potensi pangan lokal kita beragam, dan iklim kita memang cocok untuk tumbuhnya berbagai macam jenis pangan," kata Muslim.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Selatan Awaluddin sebelumnya telah meluncurkan Pangan Lokal masuk Kurikulum Merdeka sebagai mata pelajaran muatan lokal. Diungkapnya kalau Sumatera Selatan menjadi sasaran proyek pilot bersama Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagai salah satu bentuk komitmen pemerintah mengantisipasi yang akan terjadi di Indonesia.
"Kita mulai membekali anak-anak kita tentang pangan lokal untuk bekal perubahan iklim karena potensi pangan lokal di 17 kabupaten/kota Sumsel sangat beragam," kata Awaluddin.
Pilihan Editor: