Surabaya Jadi Contoh Penyaluran Bansos Tepat Sasaran, Ini Kata Cak Imin
Surabaya Jadi Contoh Penyaluran Bansos Tepat Sasaran, Ini Kata Cak Imin. ????Surabaya jadi contoh penyaluran bansos yang tepat sasaran. Menko PMK Muhaimin Iskandar ungkap keunggulan sinkronisasi data Surabaya saat ke Dinsos Surabaya. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
Surabaya (beritajatim.com) – Menko Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, atau Cak Imin, menilai Surabaya sebagai contoh dalam penyaluran bantuan sosial (bansos) yang tepat sasaran. Hal ini ia sampaikan saat kunjungan kerja dan sinkronisasi data penerima bansos di Kantor Dinas Sosial Surabaya pada Kamis (14/11/2024).
Menurutnya, Surabaya memiliki kualitas sumber daya manusia (SDM) dan tingkat pendidikan yang mendukung percepatan proses pembaruan data, sehingga sinkronisasi data bansos dapat berjalan lebih baik dibandingkan daerah lain.
“Surabaya ini karena SDM bagus, masyarakat tingkat pendidikan bagus, sehingga updating lebih cepat. Sinkronisasi datanya lebih baik dibandingkan kabupaten/kota lain. Bisa jadi contoh bagi kota-kota besar,” jelas Cak Imin.
Ia menambahkan bahwa sinkronisasi data yang baik di Surabaya bertujuan membentuk data tunggal nasional agar penyaluran bansos tepat sasaran.
“Surabaya bisa jadi salah satu rujukan dalam tata kelola pendataan, updating data, sistem pendampingan, dan jenis-jenis bantuan sosial yang bisa diberikan,” ujarnya.
Cak Imin optimistis, pada 2025 mendatang, ketika ada bantuan tambahan, data yang telah disinkronkan akan memudahkan efisiensi dalam penyaluran bansos secara tepat sasaran. “Tujuannya, agar mulai Januari mendatang, semua bentuk bansos tepat sasaran,” tegasnya.
Kepala Dinas Sosial Surabaya, Anna Fajrihatin, menambahkan bahwa data yang dimiliki pemerintah pusat sering berbeda dengan data di tingkat daerah. Di Surabaya, pembaruan data dilakukan secara rutin dengan basis data mulai dari tingkat RT, RW, hingga lurah dan camat. Data ini juga disesuaikan dengan indikator BPS untuk memastikan akurasi.
“Saat ini kami mengandalkan DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) sebagai basis data untuk updating. Di Surabaya sendiri ada 26.000 keluarga miskin yang telah dipastikan mendapat bantuan. Kami rutin memperbarui data, termasuk jika ada perubahan status seperti pindah atau meninggal dunia,” ujar Anna.
Menurut Anna, setiap keluarga miskin yang tercatat dalam DTKS akan dipastikan mendapatkan bantuan baik dari pemerintah pusat, provinsi, atau kota. “26 ribu keluarga miskin ini insyaallah sudah tercover semua,” pungkasnya. [ram/beq]